Pontianak (Antara Kalbar) - Sejumlah kelompok tani di Provinsi Kalimantan Barat mendesak produsen untuk bertanggung jawab atas langkanya pupuk jenis NPK Pelangi yang bersubsidi karena berdampak ke nasib mereka mengingat saat ini tengah memasuki musim tanam.
   
"Penggunaan pupuk jenis NPK Pelangi ini sangat menguntungkan karena setelah kami gunakan hasilnya terhadap pertumbuhan tanaman sangat bagus," ujar Supriyono, dari Kelompok Tani Kerjasama, Desa Jelimpo, Kecamatan Jelimpo Kabupaten Landak saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
   
Menurutnya, pupuk jenis NPK Pelangi yang diproduksi PT Pupuk Kaltim sangat berdampak pada produksi usaha tani yang mereka lakukan. "Kami pikir karena komposisinya lebih bagus sehingga hasil panen kami juga semakin baik," jelasnya.
   
Sebelumnya, lanjut dia, untuk mendapatkan pupuk jenis itu terbilang mudah. Namun dalam sebulan terakhir ia kaget ketika hendak membeli pupuk tersebut dikabarkan stoknya kosong. Sedangkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sudah dibuat untuk musim pemupukan berikutnya.
   
Ia berharap pemerintah cepat mengatasi persoalan ini. "Jangan diam saja karena kami sangat memerlukan pupuk tersebut, kalau lambat dipenuhi jelas kami akan dirugikan dan tentunya berdampak pada total produksi daerah ini," ucapnya.
   
M Jais, dari Kelompok Tani Seribu Daya A, Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah menjelaskan, jika pemerintah tidak cepat menangani masalah kelangkaan pupuk jenis NPK Pelangi maka petani akan sangat dirugikan.
   
Dia mengatakan, urusan pupuk itu sangat vital bagi petani karena berpengaruh terhadap produktivitas lahan yang digarap, apalagi NPK Pelangi sudah lama mereka gunakan dan sangat cocok dengan karakter lahan di wilayahnya.
   
"Kalau dipaksakan menggunakan pupuk lainnya tentu kami keberatan, kami sudah cocok dengan pupuk tersebut karena kami nilai kualitasnya bagus," ujarnya.
   
Ia mengaku tidak yakin kalau kelangkaan ini karena keterlambatan distribusi. Ia menduga ada persoalan lainnya yang cenderung mengabaikan hak dan keinginan kami sebagai petani.
   
Sementara Jimmy Pratomo, Sekjen Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) menilai pentingnya pemerintah mendengar suara petani karena pada dasarnya petanilah yang lebih paham kebutuhan sarana produksi untuk lahan usaha taninya. "Apalagi informasinya pupuk yang dibutuhkan petani itu cocok dengan kondisi lahan di Kalbar, dengarkan suara petani, saya yakin pertanian Kalbar bisa maju," kata dia.
   
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan sebelumnya mengatakan potensi pendapatan petani di Kalbar berkurang mencapai Rp320 miliar karena ketiadaan pupuk jenis NPK Pelangi.
   
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin mengatakan stok pupuk NPK Pelangi per 27 April 2015 hanya 2,65 ton.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015