Kathmandu (Antara Kalbar) - Tiga WNI yang ada di Nepal saat terjadi gempa dahsyat beberapa waktu lalu hingga kini belum ditemukan oleh tim pencaran dan evakuasi dari Indonesia.
    Ketiganya yakni Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat, belum ditemuka setelah tim melakukan pencarian berdurasi 2,5 jam sejak terbang ke Pegunungan Himalaya hingga mendarat kembali ke Kathmandu.
    Komandan tim pencarian, Letnan Kolonel (penerbang) Indan Gilang, dalam konferensi pers di Posko Pencarian dan Evakuasi WNI di Kathmandu Guest House (KGH), Thamel, Nepal, Minggu siang, mengatakan pencarian menggunakan heli-choper jenis AS 350 hingga ke ketinggian 11.000 kaki atau 3.300 mdpl.
    Selain Letkol Indan, Kapten Ario Suseno, Kapten Santoso, Sabda Thian (Kemlu), dan Benjamin Setiabudi (Taruna Hiking Club) ikut serta dalam pencarian tersebut.
    Setelah lepas landas dari landasan penerbangan lokal Bandara Tribhuvan, Kathmandu, choper terbang ke arah timur laut menuju Langtang di ketinggian sekitar 3.000 mdpl.
    "Alhamdulillah cuaca sangat cerah sehingga kita bisa melakukan pencarian dengan baik," kata Indan.
    Di Langtang, Letkol Indan menjelaskan, tim menyusuri pegunungan curam dengan latar berbentuk V, dan memutuskan untuk melakukan pendaratan karena penilaian kondisi di darat cukup baik.
    "Meskipun tertutup timbunan longsoran tanah, batu-batu besar dan salju, tapi ternyata sudah stabil untuk pendaratan," kata dia.
    Tim kemudian mencari warga lokal dan meninjau Hotel Lama, di mana ketiga WNI sempat mengirim pesan pendek kepada rekan Taruna Hiking Club (THC) pada 22 April.
    Menurut Indan, Hotel Lama masih dalam kondisi bisa ditempati meskipun mengalami beberapa kerusakan, dan tim bertemu dengan staf yang bisa berbahas Inggris yang mengungkapkan bahwa dia tidak pernah berinteraksi dengan ketiga WNI tersebut.
    Dari Langtang, tim terbang menuju Kyanjin Gompa yang terletak pada ketinggian lebih dari 3.000 mdpl, setelah menyisir melalui udara selama beberapa menit, mereka memutuskan untuk mendarat dan kembali berinteraksi dengan orang lokal.
    "Warga lokal tersebut menunjukkan Pos Angkatan Darat Nepal di Kyanjin Gompa yang menjadi tempat pengumpulan korban dan paspor yang ditemukan," kata Letkol Indan.
    Di sana, tim tidak menemukan tanda-tanda keberadaan adanya WNI dan petugas menyarankan untuk kembali ke Langtang karena semua korban gempa yang selamat dievakuasi ke desa tersebut.
    Kembali ke Langtang, mereka diarahkan ke pos militer sejauh 30 menit jalan kaki dari titik heli mendarat.
    Di pos tersebut, tim sempat melihat tempat evakuasi jenazah, di mana 40 korban jiwa ditemukan, yakni 37 warga Nepal dan tiga warga negara asing bukan WNI.
    Tim juga pergi ke Everest Guest House yang berdasarkan informasi dari warga Swedia bernama Astrid Bachs, ketiga WNI pernah menginap pada 22-23 April.
    Bachs terakhir bertemu dengan ketiga WNI pada 24 April saat dia hendak melanjutkan ke Kyanjin Gompa, sementara ketiga WNI memutuskan untuk menginap semalam lagi karena kondisi cuaca tidak kondusif.
    "Kondisi Hotel Everest sebagian besar sudah habis, choper juga tidak bisa mendarat di sana," kata Letkol Indan.
    Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Indan menegaskan posisi ketiga WNI belum dapat dipastikan, namun satu hal yang pasti bahwa semua korban selamat di jalur pendakian tersebut dievakuasi melalui jalur udara dari Langtang.
     Letkol Indan mengatakan langkah berikutnya yang akan diambil dalam proses pencarian tersebut adalah melakukan koordinasi dengan semua anggota tim pencarian dan evakuasi WNI di Nepal untuk merancang rencana baru.
     "Dalam empat hari pencarian ini, kita telah mendapatkan konfirmasi bahwa ketiga WNI termasuk dalam operasi besar pencarian oleh otoritas Nepal yang dibantu lebih dari sepuluh negara," kata dia.

Pewarta: A Fitriyanti

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015