Kathmandu (Antara Kalbar) - Seorang
wanita Nepal yang berusia 67 tahun dianugerahi penghargaan paling
prestisius dari India atas jasanya membebaskan ribuan anak perempuan
dari perbudakan seksual.
Anuradha Koirala mengatakan pada
Jumat bahwa derita yang dialami para korban telah memotivasinya untuk
memerangi perdagangan anak-anak perempuan.
Koirala, pendiri
badan amal anti perdagangan wanita Maiti Nepal, akan dianugerahi Padma
Shri - salah satu penghargaan tertinggi bagi orang sipil - oleh presdien
India dalam sebuah acara pada Maret atau April, menurut sebuah
pernyataan pemerintah pekan ini.
"Sebanyak 12.000 korban
perdagangan seks diselamatkan dan direhabilitasi dan ia mencegah lebih
45.000 orang yang akan diperdagangkan," demikian infografik di laman
Perdanan Menteri Narendra Modi, yang menyebutkan nama-nama dan prestasi
dari 89 penerima penghargaan Padma.
Guru yang bertubuh
mungil dan berubah menjadi pegiat tersebut mengatakan ia terdorong oleh
pemberian penghargaan itu, dan akan membuatnya untuk bekerja lebih
keras menghentikan anak-anak perempuang dibeli dan dijual dalam
perdagangan seks.
"Derita para korban itu telah memotivasi
saya untuk meneruskan pekerjaan saya," kata Koirala kepada Thomson
Reuters Foundation melalui telepon.
Ketika melihat derita
mereka baik fisik maupun fisik, dirinya terdorong untuk terus berjuang.
"Ini memberikan saya kekuatan untuk memerangi dan mencabut kejahatan
ini," kata dia.
Koirala meninggalkan karirnya yang telah
ditekuni selama dua dekade sebagai guru pada 1993 dan mendirikan Maiti
yang berarti "Rumah Ibu" di Nepal untuk mendukung para korban yang
diselamatkan dari perdagangan seks yang menghadapi stigma sosial dan
diasingkan oleh keluarga dan komunitasnya.
Asia Selatan
merupakan salah satu kawasan yang tumbuh peling cepat dalam perdagangan
manusia di dunia, menurut Kantor PBB untuk Obat Terlarang dan Kejahatan.
Para pegiat anti perbudakan mengatakan ribuan orang sebagian besar
dari desa-desa miskin diperdagangkan dari negara-negara seperti Nepal
dan Bangladesh ke India oleh geng-geng yang menjual mereka antara lain
untuk dijadikan buruh.
Banyak wanita dan anak perempuan
dijual ke rumah-rumah bordil. yang lain menjadi pembantu rumah tangga
atau buruh di tempat-tempat pembuatan batubata, rumah makan di tepi
jalan atau toko tekstil dan bordir.
India adalah negara bagi
40 persen dari 46 juta budak di dunia, demikian Indeks Perbudakan
Global 2016, yang dikeluarkan Walk Free Foundation di Australia.
Wanita Nepal Terima Penghargaan dari India
Sabtu, 28 Januari 2017 1:31 WIB