Putussibau (Antara Kalbar) - Jalan poros Kecamatan Bikak, Kapuas Hulu yang menghubungkan lima desa di wilayah itu longsor sehingga membuat warga yang melintas menjadi khawatir. 
      
"Karena kita lewat sini tiap hari, jadi ngeri sekarang," kata Enawasti dari Putussibau Kota yang mengaku sebagai petugas UPT di Kecamatan Bikak saat melintas, Rabu
    
Ia melanjutkan, tanah di tebing Sungai Kapuas yang juga sebagai penopang badan jalan semakin tergerus sehingga keretakan badan jalan juga bertambah.
   
Enawasti berharap pihak terkait cepat menanganinya, dikhawatirkan bisa menimbulkan korban apabila  terjadi longsor.
    
"Harapannya segera diperbaki atau dibarau, harus ada tindakan. Takut kita melintas, apalagi kalau udah malam hari tidak terlalu nampak," kata wanita asal medan ini.
    
Dihubungi terpisah, Sekretaris Desa Sungai Uluk Yakobus menganggap dinas terkait mengabaikan jalan diwilayahnya yang longsor itu. Padahal pihak desa sudah menyampaikan ke Dinas Bina Marga Kabupaten agar segera ditangani.
    
"Sekitar dua bulan lalu, pernah kita usulkan. Kita sudah sakit hati melihat barang itu tidak ditanggapi. Padahal jalan itu merupakan urat nadi bagi masyarakat Desa Sungai Uluk, Jaras, Teluk Sindur, Ujung Pinang, Bikak," kata Yakobus di kantornya.
    
Sebelumnya, lanjut Yakobus, pernah ada pemeriksaan oleh bina marga, namun hingga sekarang tidak ada realisasi penanganan jalan tersebut.
    
"Menurut saya memang nggak peduli dan  jalan itu pernah diperiksa, namun sampai sekarang tidak juga diperbaiki," kesalnya.
      
"Jangan sampai menimbulkan korban jiwa, baru mau dibetulkan. Kita ngomong seperti ini karena itu wilayah kita, bukan kita tidak ngusul. Tapi memang tak ditanggapi," pungkasnya.
      
Ketika dikonfirmasi ke kepala Unit Pemelihara Jalan dan Jembatan (UPJJ) wilayah II Utara Ari Eko Aprianto mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap longsor itu. Mengingat kondisinya parah, maka pelimpahan pekerjaan ke bagian tanggap darurat.
      
"Udah kita cek, karena ada yang lapor. Namun kondisinya parah, sehingga kita tidakbisa menangani. Dan lagi pekerjaannya memerlukan biaya besar. Percuma kalau kita merehab sudah seberat seperti itu. Harus anggaran maksimal, pakai paket yang besar," ujar Eko.
      
Eko menambahkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan instansi teknis dalam upaya penanganan ruas jalan yang longsor itu. Bahkan menurutnya akan diajukan ke provinsi.
      
"Tapi belum kita ajukan ke provinsi. Itu berat, teknisnya harus pakai bronjong dan tiang besi. Saya kira belum bisa penanganan sekarang," ucapnya.

Pewarta: Andre

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015