Sungai Raya (Antara Kalbar) - Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kubu Raya, Rusyantoro mengharapkan pemerintah setempat bisa menambah petugas penyuluh pertanian karena sampai saat ini petugas yang ada masih sangat kurang.

"Sampai saat ini, kita masih kekurangan petugas penyuluh pertanian dan kita berharap pemerintah Kubu Raya bisa menambah jumlah tenaga penyuluh sesuai dengan kebutuhan di lapangan," kata Rusyantoro di Sungai Raya, Selasa.

Dia menjelaskan, idealnya itu satu tenaga penyuluh hanya menangani sekitar 500 hektare lahan pertanian. Namun kenyataannya di lapangan saat ini satu penyuluh masih menangani lebih dari 1.000 hektare lahan pertanian.

Jika dikalkulasikan menurutnya hingga sekarang, akibat terbatasnya jumlah tenaga penyuluh di lapangan, dari 118 desa baru sekitar 60 persen saja kawasan yang mendapat perhatian penuh dari tenaga penyuluh.

"Sisanya, karena tenaganya kurang jadi pandai-pandailah masing-masing Gapoktan melakukan koordinasi mencari informasi dan meminta saran dan sejenisnya dari tenaga penyuluh terdekat," tuturnya.

Ditempat yang sama, tenaga penyuluh di Desa Jangkang Kecamatan Kubu, Purwito, mengatakan, dari 20 desa di Kubu hingga saat ini baru 11 desa yang memiliki tenaga penyuluh.

"Saya sendiri hingga sekarang harus membina sekitar 10 kelompok tani dengan luas lahan sekitar 1.900 hektare," katanya.

Tenaga penyuluh memang dirasa sangat diperlukan bagi para petani untuk mempermudah mendapatkan bantuan sarana dan prasarana pertanian dari pemerintah.

"Untuk mengajukan usulan kegiatan kelompok dan keperluan sejenisnya memang kebanyakan para petani membutuhkan arahan dari tenaga penyuluh. Jika di suatu desa tak memiliki tenaga penyuluh otomatis petani di desa tersebut akan kesulitan mendapatkan bantuan dari pemerintah," tuturnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, baik Rusyantoro maupun Purwito berharap agar pemerintah daerah setempat bisa menambah tenaga penyuluh lapangan melalui tenaga kontrak atau honorer. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015