"Pemerintah Kabupaten Sigi mendukung pertanian organik karena ini sejalan dengan visi misi pemerintah yakni Kabupaten Sigi berdaya saing berbasis agribisnis, di mana daya saing itu dapat disinergikan dengan pola-pola pertanian organik, sehingga bisa menjadi daya saing bagi komoditas pertanian di Kabupaten Sigi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Sigi Rahmad Iqbal di Sigi, Rabu.
Dia mengemukakan terkait keluhan petani untuk mendapatkan pupuk dan alat mesin pertanian (Alsintan) terus diupayakan pemerintah daerah dalam mengatasinya.
"Banyak memang persoalan dikeluhkan petani terutama terkait dengan pupuk, karena saat ini jumlah pupuk yang diusulkan melalui Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) dengan alokasi pupuk yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) tidak sesuai dengan yang diusulkan petani," ucapnya.
Menurut Iqbal, usulan pupuk paling banyak sekitar 50 persen dari jumlah yang dialokasikan dengan mekanisme penebusan oleh petani di pengecer.
"Pupuk itu tidak langka karena ada ketersediaan hanya tinggal mekanisme penyaluran distribusi dari distributor ke pengecer, dan pengecer ke petani. Selanjutnya terkait Alsintan memang masih belum mencukupi dan tidak sebanding dengan luas lahan sawah di Kabupaten Sigi," katanya.
"Dari jumlah luas lahan sawah di Kabupaten Sigi sekitar 17 ribu, itu ketersediaan Alsintan baru 30 persen dan memang di Sigi masih sangat terbatas sehingga memang harus ada dukungan terkait dengan penyediaan Alsintan terutama alat pengolahan tanah untuk kebutuhan para petani," tuturnya.
Dia menambahkan, Pemkab Sigi setiap tahunnya terus memberikan bantuan Alsintan kepada para petani sehingga lahan sawahnya petani dapat maksimal dikelola ketika masa panen.
"Sudah ada program terkait bantuan-bantuan Alsintan dari bupati kepada petani setiap tahun, tapi memang kami berharap bantuan Alsintan ini bisa dapat dari APBN, Kementerian Pertanian, APBD provinsi untuk mencukupkan kebutuhan Alsintan dengan ketersediaan lahan untuk yang diolah," kata Iqbal.
Menurut dia, Pemkab Sigi juga mendorong agar Desa Walatana, Kecamatan Dolo Selatan dapat segera dicanangkan menjadi kampung organik sehingga proses pertanian di wilayah itu pengelolaan sepenuhnya berbasis organik.
Sementara itu, menurut dia, harga beras organik yang dijual masyarakat Walatana baru berkisar Rp20 ribu per kilogram, sementara harga aslinya yakni Rp48 ribu per kilogram.