Sungai Raya (Antara Kalbar) - Ribuan umat Budha Kalimantan Barat yang memadati Maha Vihara Budha Maitreya yang terletak di Kabupaten Kubu Raya dalam rangkaian kegiatan Tri Suci Waisak 2559.


"Tema Tri Suci Waisak pada tahun ini, adalah Kembangkan Benih Kebuddhaan dalam Diri Masing-Masing dengan subtema Sucikan Pikiran Manusia agar Dunia dan Alam menjadi Harmonis. Keharmonisan itu menjadi sangat penting, karenanya kita harus bisa meningkatkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama," kata Ketua Walubi DPD Kalbar Pandita Edy Tansuri di Sungai Raya, Selasa.


Melalui perayaan Waisak tahun ini, dia meminta kepada semua umat Budha agar bisa belajar untuk menahan diri dari berbagai sifat buruk manusia seperti membunuh, sex bebas, meninggalkan minuman keras, dan tidak mencuri.


Menurut dia, setiap manusia memiliki benih kebuddhaan, namun tak jarang manusia diliputi oleh kegelapan batin atau kebodohan, sehingga tidak menyadari potensi kebuddhaan itu.


"Dalam kesempatan ini, saya mengajak semua saudara kita sesama umat Budha agar bisa saling mengintropeksi diri dan mau memperbaiki dirinya dengan berpegang teguh pada ajaran sang Budha," tuturnya.


Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa yang juga anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan mengatakan, menyebutkan, belajar dari kisah hidup Siddharta Gautama, dimana pada saat banyak orang melakukan segala cara untuk meraih kekuasaan dan kemewahan materi, Siddharta Gautama, sebagai pangeran kerajaan yang makmur, melepaskan seluruh kemewahan istana guna mencari jalan pembebasan bagi penderitaan manusia.


Kesederhanaan dan keteladanan menjadi kunci pembebasan. Ini harus menjadi contoh bagi setiap pemimpin untuk membawa bangsa Indonesia maju dan keluar dari krisis, kata


Keteladanan dan kesederhanaan, kata anggota DPR dari Kalimantan Barat itu, adalah wujud konkrit solidaritas kita dengan mereka yang kekurangan.


"Pemimpin harus peduli kepada kelompok masyarakat yang miskin. Dengan memperhatikan dan memiliki kepedulian kepada kaum miskin inilah kita menjalankan amanat Buddha dan membuat Waisak menjadi hidup," ujarnya.


Daniel menambahkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi anomali. Keteladanan menjadi semakin langka dan berbanding terbalik dengan menguatnya kehidupan beragama.


"Keyakinan hidup beragama semakin kuat, namun keteladanan semakin langka. Keserakahan, ketidaktoleransian, kebohongan semakin menguasai kehidupan dan kepemimpinan di Indonesia," katanya.


Karenanya bangsa ini butuh keteladanan dan kesederhanaan dari pemimpin. Pemimpin yang mampu memikirkan masa depan rakyat dan bangsa, yang hidupnya sederhana, tidak serakah, dan senantiasa mengayomi segenap warga.


"Ketua umum kami, Muhaimin Iskandar, dan segenap Keluarga Besar PKB mengucapkan Selamat Waisak 2559/2015 kepada segenap umat Buddha," kata dia.





(U.KR-RDO/T011) 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015