Pontianak (Antara Kalbar) - Pejabat Jabatan Sementara Bank Kalimantan Barat Cabang Semitau, Niz'am menyatakan masuknya perkebunan sawit di Kecamatan Semitau dan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu dalam beberapa tahun terakhir, telah menunjukkan peningkatan perekonomian masyarakat kedua kecamatan itu.
"Secara umum dengan masuknya beberapa perusahaan sawit di Kecamatan Semitau dan Suhaid telah menunjukan peningkatan perekonomian masyarakat kedua kecamatan itu, baik dari segi daya beli dan pemukiman penduduk juga sudah menunjukkan perkembangan," kata Niz'am saat dihubungi di Semitau, Rabu.
Ia menjelaskan peningkatan perekonomian masyarakat Semitau dan Suhaid bisa dilihat dari perputaran uang di Bank Kalbar Cabang Simtau per harinya yang mencapai Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.
"Apalagi mereka (karyawan perkebunan sawit) Sinar Mas Grup, misalnya menerima gaji melalui jasa kami, yang sebanyak dua kali, yakni gaji besar dan gaji kecil. Yang kemudian dananya kembali lagi ke Bank Kalbar melalui tabungan," katanya.
Menurut dia, dana atau perputaran uang di Bank Kalbar Cabang Semitau sebagian besar dari masyarakat, bukan dari pemerintah daerah, seperti di tempat lainnya. "Sehingga untuk mengelola uang yang ada, kami jarang meminta bantuan ke bank lainnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Niz'am menambahkan, dengan perputaran uang sebesar Rp5 miliar per harinya untuk setingkat kecamatan jumlahnya cukup besar. Hal itu tidak terlepas dengan perkembangan perkebunan sawit, penangkaran arwana dan karet, meskipun sekarang harga karet sedang turun.
"Sekarang hasil tangkap nelayan dan karet turun, tetapi bisa didongkrak dengan pertumbuhan sawit. "Inikan rata-rata sawit masih buah pasir, kalau 10 tahun ke depannya, prediksi saya akan lebih besar lagi," katanya.
Sementara itu, Budi pemilik toko Setia Budi di Semitau juga mengatakan dalam tiga tahun terakhir daya beli masyarakat di Kecamatan Semitau mengalami peningkatan dibanding sebelum adanya perkebunan sawit di daerahnya.
"Sekarang omset saya, per harinya bisa mencapai seratusan juta rupiah, atau meningkat jauh dibanding tiga tahun lalu yang di bawah sepuluh juta per harinya," katanya.
Pasar di Kecamatan Semitau, menurut dia akan ramai ketika masyarakat yang bekerja di sektor perkebunan sawit gajian. "Mereka (pekerja sawit) dalam sebulan menerima gaji dua kali, yakni yang disebut gaji besar dan gaji kecil," ungkapnya.
Menurut dia, kalau dampak dari majunya penangkaran ikan arwana tidak terlalu banyak pengaruhnya pada masyarakat luas, karena usaha itu, hanya bagi orang-orang tertentu atau yang punya modal saja, berbeda dengan perkebunan sawit dan karet yang hampir merata.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Secara umum dengan masuknya beberapa perusahaan sawit di Kecamatan Semitau dan Suhaid telah menunjukan peningkatan perekonomian masyarakat kedua kecamatan itu, baik dari segi daya beli dan pemukiman penduduk juga sudah menunjukkan perkembangan," kata Niz'am saat dihubungi di Semitau, Rabu.
Ia menjelaskan peningkatan perekonomian masyarakat Semitau dan Suhaid bisa dilihat dari perputaran uang di Bank Kalbar Cabang Simtau per harinya yang mencapai Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.
"Apalagi mereka (karyawan perkebunan sawit) Sinar Mas Grup, misalnya menerima gaji melalui jasa kami, yang sebanyak dua kali, yakni gaji besar dan gaji kecil. Yang kemudian dananya kembali lagi ke Bank Kalbar melalui tabungan," katanya.
Menurut dia, dana atau perputaran uang di Bank Kalbar Cabang Semitau sebagian besar dari masyarakat, bukan dari pemerintah daerah, seperti di tempat lainnya. "Sehingga untuk mengelola uang yang ada, kami jarang meminta bantuan ke bank lainnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Niz'am menambahkan, dengan perputaran uang sebesar Rp5 miliar per harinya untuk setingkat kecamatan jumlahnya cukup besar. Hal itu tidak terlepas dengan perkembangan perkebunan sawit, penangkaran arwana dan karet, meskipun sekarang harga karet sedang turun.
"Sekarang hasil tangkap nelayan dan karet turun, tetapi bisa didongkrak dengan pertumbuhan sawit. "Inikan rata-rata sawit masih buah pasir, kalau 10 tahun ke depannya, prediksi saya akan lebih besar lagi," katanya.
Sementara itu, Budi pemilik toko Setia Budi di Semitau juga mengatakan dalam tiga tahun terakhir daya beli masyarakat di Kecamatan Semitau mengalami peningkatan dibanding sebelum adanya perkebunan sawit di daerahnya.
"Sekarang omset saya, per harinya bisa mencapai seratusan juta rupiah, atau meningkat jauh dibanding tiga tahun lalu yang di bawah sepuluh juta per harinya," katanya.
Pasar di Kecamatan Semitau, menurut dia akan ramai ketika masyarakat yang bekerja di sektor perkebunan sawit gajian. "Mereka (pekerja sawit) dalam sebulan menerima gaji dua kali, yakni yang disebut gaji besar dan gaji kecil," ungkapnya.
Menurut dia, kalau dampak dari majunya penangkaran ikan arwana tidak terlalu banyak pengaruhnya pada masyarakat luas, karena usaha itu, hanya bagi orang-orang tertentu atau yang punya modal saja, berbeda dengan perkebunan sawit dan karet yang hampir merata.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015