Mandor (Antara Kalbar) - Pegiat Sejarawan Kalbar Syafaruddin Usman menilai selama ini Makam Juang Mandor selain sebagai monumen daerah fungsinya menjadi cagar dan situs sejarah serta pelestarian namun yang terjadi terkesan baru ditata saat akan dikunjungi saja.
V"Penataan masih belum maksimal, jika dulu makam juang mandor dulu ditetapkan kawasan cagar alam dan hutan lindung, sekarang jauh dari yang diharapkan," ujar Syafaruddin ditemui saat ziarah di Mandor, Minggu.
Ia berharap Makam Juang Mandor tak hanya dikunjungi saat 28 Juni untuk seremonial Hari Berkabung Daerah saja tapi dapat dikelola dengan baik.
"Wilayah makam tidak ada masalah sudah ada perda merupakan monumen pejuang di Kalbar. Pemerintah perlu menginventarisasi pejuang perintis yang bersemayam di makam Mandor itu," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Harian 45 Kalbar yang merupakan ahli waris, Santyoso Tio mengatakan, sebagai ahli waris dari pejuang yang wafat di Makam Juang Mandor menyampaikan terima kasih kepada pemerintah.
"Kami berharap pengelolaan Makam Juang Mandor agar terus ditingkatkan lagi," ujar Santyoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
V"Penataan masih belum maksimal, jika dulu makam juang mandor dulu ditetapkan kawasan cagar alam dan hutan lindung, sekarang jauh dari yang diharapkan," ujar Syafaruddin ditemui saat ziarah di Mandor, Minggu.
Ia berharap Makam Juang Mandor tak hanya dikunjungi saat 28 Juni untuk seremonial Hari Berkabung Daerah saja tapi dapat dikelola dengan baik.
"Wilayah makam tidak ada masalah sudah ada perda merupakan monumen pejuang di Kalbar. Pemerintah perlu menginventarisasi pejuang perintis yang bersemayam di makam Mandor itu," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Harian 45 Kalbar yang merupakan ahli waris, Santyoso Tio mengatakan, sebagai ahli waris dari pejuang yang wafat di Makam Juang Mandor menyampaikan terima kasih kepada pemerintah.
"Kami berharap pengelolaan Makam Juang Mandor agar terus ditingkatkan lagi," ujar Santyoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015