Sekadau (Antara Kalbar) - Seorang remaja asal Sekadau, Suvia Mirawati (17) diduga ikut dalam penerbangan naas pesawat Hercules C130 yang jatuh di Medan, Selasa (30/6) lalu.

Suvia Mirawati yang biasa disapa Mira, diduga ikut dalam penerbangan tersebut. Mira merupakan putri pasangan Syampan dan Ayang Mariana atau Ayang Licu, warga Desa Seraras, Kecamatan Sekadau Hilir.

Sejak masuk SMP, Mira memang berpisah dengan orangtuanya karena ia memilih melanjutkan pendidikan di Madiun, Jawa Timur dan tinggal bersama kerabatnya. Mira diketahui baru saja lulus dari SMA Negeri 1 Jiwan, Jawa Timur. Ia bahkan sudah dinyatakan lulus tes pada salah satu akademi kebidanan dan tinggal menunggu masuk kuliah. Kedua orangtua Mira berdomisili di Sekadau.

Mira diduga ikut dalam penerbangan Hercules bermula saat ia hendak pulang untuk merayakan Lebaran bersama keluarga di Sekadau. Semula ia akan menaiki pesawat komersial. Namun, ia diajak kerabatnya, Supiah untuk menaiki pesawat Hercules. Supiah adalah bibi Mira yang juga istri mantan anggota TNI.

Mira diduga menumpang pesawat Hercules tersebut bersama Supiah dan anaknya, Sanda. Supiah dan Sanda berencana mengantarkan Mira hingga Pontianak. Namun, rute penerbangan ternyata lebih dulu menuju Medan, Sumatera Utara sebelum akhirnya pesawat tersebut jatuh dan terbakar.

Keluarga Mira, kini menunggu kabar dari hasil evakuasi para korban dan tes DNA yang dilakukan. Sang ayah, Syampan sempat bergegas terbang menuju Medan untuk mengetahui apakah anaknya betul-betul ada dalam pesawat naas itu.

"Kami baru tahu hari Rabu, jatuhnya pesawat itu, Selasa. Besoknya ayah Mira langsung berangkat menuju Pontianak, kebetulan pakai mobil dan saya yang mengantarnya," ujar H. Isnaini, anggota DPRD Sekadau yang istrinya memiliki ikatan keluarga dengan ibu Mira.

Proses keberangkatan ayah Mira dari Pontianak menuju Medan diakomodasi oleh pihak TNI AU. Namun, sampai berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi apakah Suvia Mirawati merupakan satu dari sekian penumpang yang tewas dalam tragedi pesawat Hercules C130.

Dari informasi yang diperoleh dari ayah Mira yang telah bertemu dengan petugas identifikasi di Medan, petugas masih kesulitan untuk menemukan keberadaan korban. Syampan saat dihubungi melalui telepon seluler mengaku tidak menemukan kecocokan ciri-ciri fisik anaknya saat memperhatikan satu persatu jasad korban yang sudah ditemukan petugas.

"Saat ini saya sudah berada di bandara Halim Perdanakusuma, besok pulang ke Pontianak dulu. Dari pengamatan saya dengan melihat ciri fisik korban yang ditemukan, tidak ada jasad korban yang cocok dengan ciri-ciri anak saya, jadi saya juga belum tahu pasti apakah anak saya menjadi korban atau tidak," ungkap Syampan.

Syampan sudah mengikuti tes DNA guna kepentingan identifikasi jasad para korban. DNA itu nantinya akan dicocokkan dengan DNA masing-masing korban.

"Katanya hasil tes DNA baru bisa diketahui dua minggu lagi. Jadi saya disarankan pulang dulu sambil menunggu informasi selanjutnya," kata Syampan.

Tak hanya kesulitan mengidentifikasi secara fisik. Saat ikut penerbangan Hercules, Mira dikabarkan menggunakan manifest penumpang lain atas nama AA Perdana yang tak lain adalah anak dari Ny. Supiah.

"Informasi yang kami peroleh sejauh ini, Mira pakai manifest atas nama AA Perdana, itu anak ibu Supiah. Jadi mungkin petugas kesulitan mencocokkan data manifestnya karena beda orangnya," kata Bujang, paman Mira yang berada di Sekadau.

Menurut Bujang, pihak keluarga sebetulnya sudah pasrah. Hanya saja, ibu korban masih dalam keadaan syok seolah tidak percaya apa yang terjadi pada anaknya.

"Sekarang keluarga sedang menenangkan diri di kampung sambil nunggu kabar," ujar Bujang.

(Gansi/N005)

Pewarta: Gansi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015