Ngabang (Antara Kalbar) - Puluhan petani atau warga dari beberapa desa yang berada di  Kecamatan Ngabang yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Bersama menyampikan enam aspirasi ke manajemen PTPN XIII Ngabang di Wisama Aditiya, Kamis.
    Suasana sempat tegang ketika warga yang datang menggunakan satu unit mobil truk dan beberapa sepeda motor tiba di wisma tersebut. Mereka berteriak-teriak menyebutkan nama manager kebun PTPN XIII Ngabang, Thomas Mulyadi berulang kali.
    "Mana Thomas  kami mau sampaikan permintaan kami," teriak warga sambil memasuki ruangan.
    Kemudian ketika tiba di dalam ruangan wisma, suasana kembali ricuh. Bangku-bangku plastik yang sudah disusun rapi langsung diangkat dan dilempar.
    Belasan anggota kepolisian dari Polsek Ngabang yang menggunakan pakaian dinas serta preman langsung menenangkan mereka yang mulai beringas karena belum bertemu dengan manager PTPN XIII Ngabang.
    Kapolsek Ngabang Kompol Sri Haryanto yang turun langsung terlihat berdiskusi dengan masyarakat. Selang beberapa menit kemudian situasi akhirnya kondusif, pertemuan pun dilangsungkan dengan tenang. Meski tetap ada sedikit perdebatan antara pihak managemen PTPN XIII Ngabang bersama warga.
    Beberapa dari tuntutan masyarakat yang disampaikan diantaranya adalah, jalan poros yang ada daerah mereka yakni Dusun Bengkatang adalah tanggung jawab dari PTPN XIII Ngabang. Kemudian masalah kredit kebun yang sudah lunas, sehingga meminta sertifikatnya dikembalikan
    Selanjutnya hasil kebun buah sawit yang dibatasi sebanyak 4 ton, diminta untuk dilebihkan karena bingung akan jual dimana jika PTPN XIII Ngabang tidak menerima jika lebih.
    Berikutnya adalah meminta warga penduduk setempat diprioritaskan bekerja di inti 5 A. Serta yang terakhir adalah, dengan adanya pemagaran di depan kantor inti 5 A. Maka aktifitas di inti 5 A dihentikan sementara, pemagaran akan dibuka secara adat juga jika tuntutan sudah dipenuhi. "Jadi kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, aktifitas di kebun inti 5 A tetap dihentikan," kata perwakilan warga, Santo.


Pewarta: Kundori

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015