Sanggau (Antara Kalbar) - Sejak dilaksanakan perbaikan baru-baru ini, jalan negara di wilayah Kabupaten Sanggau, mulai dari Simpang Ampar hingga batas Kota Sanggau semakin diselimuti debu tebal.
Sejumlah warga yang tinggal di sepanjang jalur jalan itu, mengharapkan perbaikan jalan itu segera dipercepat, karena rumah mereka kini setiap hari selalu dipenuhi debu tebal.
"Tak mampu Bang, debunya susah mau ngomong lah. Sejak dilaksanakan perbaikan lah," keluh Suhardi, salah seorang pengguna jalan.
Menurut pria yang akrab disapa Adi ini, sebelum sisi luar jalan diurug dan diratakan dengan tanah, debu masih sedikit. Namun, sejak diurug, apalagi telah diratakan, kini debu makin tebal setelah banyak kendaraan melintasi jalan yang tidak beraspal itu. "Setelah ditimbun ini debu nya makin menjadi-jadi," timpalnya.
Kondisi jalan negara yang berdebu itu, selain berdampak buruk terhadap kesehatan warga setempat juga bisa membahayakan keselamatan berlalu lintas karena menghambat penglihatan pengendara. "Sudah banyak tabrakan, kan tak kelihatan kalau ada mobil yang berpapasan," ungkapnya.
Di sepanjang jalur itu selain permukiman penduduk, juga terdapat puskesmas, sekolah, komplek militer, hotel, mini market dan warung. Bangunan itu kini selalu dipenuhi debu tebal, bukan diatap saja akan tetapi ada yang masuk dalam bangunan.
Disamping itu, kondisi jalan negara di wilayah Kabupaten Sanggau makin berdebu tebal mengakibatkan banyak warga yang tinggal di sisi jalan negara itu menderita batuk berat.
Senada ditambahkan Fransiskus Fernando warga kawasan Semboja, Sanggau, kondisi jalan berdebu itu juga mengganggu kelancaran arus kendaraan, seperti jarak pandang pengemudi terhalang debu sehingga mereka harus menjalan kendaraannya perlahan.
Selain itu, jalan berdebu itu juga merugikan usaha di sepanjang jalan negara itu, seperti warung makanan yang omzetnya menjadi berkurang akibat jumlah pembeli turun drastis.
"Banyak kerugian dengan jalan berdebu ini. Warga kami mau tak mau dengan terpaksa melakukan penyiraman ruas jalan yang berada didepan rumah. Kalau tidak demikian, debu nya sampai kemana-mana berterbangan,†pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Sejumlah warga yang tinggal di sepanjang jalur jalan itu, mengharapkan perbaikan jalan itu segera dipercepat, karena rumah mereka kini setiap hari selalu dipenuhi debu tebal.
"Tak mampu Bang, debunya susah mau ngomong lah. Sejak dilaksanakan perbaikan lah," keluh Suhardi, salah seorang pengguna jalan.
Menurut pria yang akrab disapa Adi ini, sebelum sisi luar jalan diurug dan diratakan dengan tanah, debu masih sedikit. Namun, sejak diurug, apalagi telah diratakan, kini debu makin tebal setelah banyak kendaraan melintasi jalan yang tidak beraspal itu. "Setelah ditimbun ini debu nya makin menjadi-jadi," timpalnya.
Kondisi jalan negara yang berdebu itu, selain berdampak buruk terhadap kesehatan warga setempat juga bisa membahayakan keselamatan berlalu lintas karena menghambat penglihatan pengendara. "Sudah banyak tabrakan, kan tak kelihatan kalau ada mobil yang berpapasan," ungkapnya.
Di sepanjang jalur itu selain permukiman penduduk, juga terdapat puskesmas, sekolah, komplek militer, hotel, mini market dan warung. Bangunan itu kini selalu dipenuhi debu tebal, bukan diatap saja akan tetapi ada yang masuk dalam bangunan.
Disamping itu, kondisi jalan negara di wilayah Kabupaten Sanggau makin berdebu tebal mengakibatkan banyak warga yang tinggal di sisi jalan negara itu menderita batuk berat.
Senada ditambahkan Fransiskus Fernando warga kawasan Semboja, Sanggau, kondisi jalan berdebu itu juga mengganggu kelancaran arus kendaraan, seperti jarak pandang pengemudi terhalang debu sehingga mereka harus menjalan kendaraannya perlahan.
Selain itu, jalan berdebu itu juga merugikan usaha di sepanjang jalan negara itu, seperti warung makanan yang omzetnya menjadi berkurang akibat jumlah pembeli turun drastis.
"Banyak kerugian dengan jalan berdebu ini. Warga kami mau tak mau dengan terpaksa melakukan penyiraman ruas jalan yang berada didepan rumah. Kalau tidak demikian, debu nya sampai kemana-mana berterbangan,†pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015