Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Ketua DPRD Kota Singkawang
Sumberanto Tjitra berharap kepada pemerintah pusat melalui kementrian
terkait untuk bisa memprioritaskan peningkatan produksi kedelai dalam
negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Peningkatan itu produksi itu tidak hanya segi kuantitasnya saja,
tapi kualitasnya juga tidak boleh kalah dengan kedelai impor. Saya rasa
ini perlu dilakukan, karena kami sering menerima keluhan dari pengelola
tahu untuk menentukan harga jual tahu bila sudah dilepas di pasaran,"
kata politisi dari Partai Nasdem itu saat dihubungi di Singkawang,
Minggu.
Menurut dia, dalam mekanisme pasar memang sering terjadi kenaikan
dan penurunan harga jual. Apalagi saat ini, perekonomian Indonesia
sedang menurun.
Hal itu tentu berpengaruh pada tingginya harga barang impor. Salah
satunya kedelai impor yang selalu dibeli untuk bahan utama pembuatan
tahu dan tempe.
Untuk itulah, dia mengimbau kepada pengusaha dan pengrajin tahu untuk tidak merasa bingung apalagi sampai menutup usahanya.
"Menyikapi hal ini, tentu pemerintah tidak tinggal diam. Melalui
dinas terkait harus berusaha meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Berikan bibit bermutu tinggi, selain itu harus terus melakukan
pembinaan bagi para petani," tuturnya.
Sumberanto menambahkan, pemerintah juga harus menjemput bola dan
memanfaatkan semua lahan tidur agar sinegritas antara pusat dan daerah
dapat terjalin dengan baik dimana satu tujuan menuju swasembada kedelai.
Menurutnya, impor bisa ditekan apabila pemerintah dapat membuat
program swasembada kedelai. Tidak hanya program semata, namun produksi
kedelai dalam negeri sudah selayaknya berkualitas sama dengan kedelai
impor.
"Dengan demikian, bahan utama pembuatan tahu dan tempe tidak perlu lagi membeli barang impor," katanya.
Memang, lanjutnya, kenyataannya saat ini para pengrajin sulit menentukan harga jual tahu saat dilepas di pasaran. Melihat hal tersebut, dia memiliki dua saran yang mungkin bisa dilakukan pengrajin tahu sekarang ini, yaitu para pedagang dapat menaikkan harga tahu, ataupun, pedagang dapat mengurangi berat dan volume tahu saat di lepas ke pasaran, namun harga jual tetap sama.
Memang, lanjutnya, kenyataannya saat ini para pengrajin sulit menentukan harga jual tahu saat dilepas di pasaran. Melihat hal tersebut, dia memiliki dua saran yang mungkin bisa dilakukan pengrajin tahu sekarang ini, yaitu para pedagang dapat menaikkan harga tahu, ataupun, pedagang dapat mengurangi berat dan volume tahu saat di lepas ke pasaran, namun harga jual tetap sama.
"Jika masyarakat menanyakan kenapa berat dan bentuk tahu agak kecil,
para pedagang dapat menjelaskan kondisinya saat ini," katanya.
Dia mengakui, permasalahan kedelai memang menjadi permasalahan
Nasional. Maka dari itu, dia berharap, pemerintah dapat mencarikan
formula jitu agar produksi kedelai dalam negeri dapat menyamai kualitas
kedelai dari luar negeri.
Menurut dia, baiknya kualitas kedelai luar negeri sudah pasti ada
kaitannya dengan bibit kedelai. Maka dari itu, peran pemerintah untuk
mencarikan bibit kedelai super bagi para petani sangat perlu sekali.
Agar kualitas kedelai dalam negeri dapat setara dengan kedelai luar
negeri.
"Sehingga kedepan pengrajin tahu dan tempe tidak perlu lagi membeli kedelai luar negeri," kata Sumberanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015