Sukadana (Antara Kalbar) - Lahan yang terbakar di Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, diperkirakan mendekati angka ratusan hektare mengingat hingga kini belum ada upaya pemadaman dari instansi terkait.
    Hingga Senin (27/7), lebih dari 13 lokasi titik kebakaran yang terlihat masih aktif bahkan diantaranya masih terdapat api yang menyala.
    Dikatakan Muslimin, warga Desa Kemboja Kecamatan Pulau Maya, kebakaran lahan di kawasan hutan di daerahnya setiap tahun selalu berulang dan tak pernah ada upaya pemadaman.
    "Setiap musim kemarau, di sini sudah jadi tradisi kalau hutan kebakar, tapi gak tahu siapa yang membakarnya, karena tiba-tiba saja. Ada lahan yang terbakar," kata Muslimin.
    Pada tahun 2014 lalu, tutur Muslimin, lahan yang terbakar hingga melalap tanaman perkebunan karet, kebun pisang serta akibat tidak ada upaya pemadaman secara kontinyu dari instansi terkait dan hanya mengharapkan masyarakat setempat saja, badan jalan yang merupakan akses jalan darat dari Pulau Maya ke Teluk Batang sempat terputus akibat dilalap api.
    "Kadang masyarakat yang melintas saja yang ikut membantu memadamkan api dan itupun semampunya saja, jadi pemadaman tidak bisa maksimal," lanjutnya.
    Lahan yang terbakar, lanjut Muslimin sebagian besar adalah hutan yang masih banyak ditumbuhi semak belukar dan beberapa diantaranya pohon-pohon berukuran besar.
    Tiupan angin musim kemarau cukup besar dari perairan Karimata membuat percikan atau bara api dengan mudah terbawa ke lokasi lain dan berdampak munculnya lokasi api baru, tidak terkecuali lahan-lahan perkebunan warga.
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kayong Utara Trianto menjelaskan untuk lokasi kebakaran yang kali ini terjadi di Pulau Maya, pihaknya mengakui kesulitan dalam menjangkau lokasi, karena berada di tengah hutan serta sulit diakses kendaraan roda 4.
    "Alat kita tidak bisa dibawa dengan motor roda dua, jadi sulit," kata Trianto.
Dirinya juga menyampaikan jauhnya lokasi kebakaran sebenarnya dapat diantisipasi oleh masyarakat pemadam api, yang berada di desa-desa.
    Bahkan dirinya juga pernah mengusulkan anggaran untuk pengadaan unit mesin pompa air ukuran sedang yang disiagakan di kecamatan-kecamatan yang berpotensi kebakaran, namun dicoret.
    "Kalau ada unit kecil yang bisa mobile di kecamatan setidaknya dapat diantisipasi meluasnya kebakaran hutan, jika menunggu dari kabupaten maka akan lambat pergerakannya," kata Trianto.
    Namun demikian, jika memungkinkan, dirinya akan mencari jalan untuk dapat membawa unit pemadam api ke lokasi terdekat, karena untuk kelokasi perlu usaha yang cukup berat.
    "Kita ada unit yang dapat mobile tapi ukurannya besar, tapi kita akan koordinasi dengan dinas Kehutanan dan muspika setempat bagaimana upaya terbaiknya," kata Triyanto.

Pewarta: Doel Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015