Banyumas (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, telah mencoba tanam padi menggunakan teknologi Hazton. Hasilnya, mampu menghasilkan gabah sebanyak 6,5 ton per hektare meskipun lahan tersebut sempat diserang tikus, sedangkan di lahan yang tidak diserang tikus mencapai 10 ton per hektare.
    Namun, Pemkab Banyumas masih menunggu rekomendasi dari Kementerian Pertanian terkait metode tanam padi yang cocok untuk wilayah itu, kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
     "Metode ini (metode Hazton, red.) kan di beberapa tempat ada yang sukses sekali, ada yang sukses sedang, dan ada yang di bawah sukses," katanya usai menghadiri kegiatan panen perdana padi yang menggunakan metode tanam Hazton di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Kamis.
     Oleh karena tidak bisa menjustifikasi sendiri, kata dia, pihaknya meminta rekomendasi dari Kementan terkait penggunaan metode Hazton untuk menanam padi di Banyumas.
     Jika ternyata metode tersebut cocok untuk Banyumas, lanjut dia, yang pertama dilakukan Pemkab Banyumas adalah mengajukan proposal ke Kementan untuk memohon bantuan.
     Menurut dia, hal itu dilakukan agar APBD Kabupaten Banyumas tetap efektif.
     "Jadi dari APBN kita minta, kan ada program 1.000 hektare. Kita minta program 1.000 hektare itu, saya akan datangi sendiri ke sana (Kementan, red.), saya akan coba meyakinkan dengan beberapa uji coba ini bahwa bantuan tersebut yang 1.000 hektare tolong diberikan kepada Banyumas," katanya.
     Ia mengatakan jika program 1.000 hektare tersebut menghasilkan gabah yang meningkat signifikan dibanding biasanya, berarti metode tanam tersebut cocok untuk Kabupaten Banyumas.
     "Di situlah kita baru berbicara, dari APBD bagaimana. Kalau sekarang belum bisa, saya minta rekomendasi dari kementerian, saya minta kementerian memberi bantuan, kemudian bantuan itu ternyata sukses, baru kita bicara APBD," tegasnya.
     Kendati demikian, Bupati mengatakan bahwa apapun metode tanamnya, bagi Banyumas tidak masalah.
     Dalam hal ini, kata dia, ada beberapa metode tanam padi di antaranya PTT (Pengendalian Tanaman Terpadu), SRI (System of Rice Intensification), dan Hazton.
     "Metode apa saja yang penting cocok untuk Banyumas dan menghasilkan," katanya.
     Metode Hazton diciptakan oleh Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Barat Hazairin dan Anton Kamaruddin, terbukti berhasil dikembangkan di sejumlah areal pertanian provinsi itu.
      Teknik menanam padi dalam metode Hazton berbeda dengan cara yang biasa digunakan petani.
       Dalam hal ini, petani biasanya menggunakan teknik tanam dari bibit yang ada kemudian dipindahkan dan dibagi-bagi lagi sehingga hanya tiga sampai empat tanaman yang ditanam.
      Sementara dalam metode Hazton, bibit yang akan ditanam tidak dibagi-bagi dan langsung ditanam hingga mencapai 20-25 tanaman. Pada metode Hazton, sistem pencabutan bibit dari tempat pembibitan harus hati-hati dan usahakan akarnya tidak banyak putus.
     Berdasarkan data Kementerian Pertanian, penerapan metode Hazton itu di Kalimantan Barat terbilang sukses karena dapat menghasilkan gabah kering giling sebanyak 15 ton per hektare.
     Akan tetapi di Cianjur, Jawa Barat, uji coba metode Hazton hanya mampu menghasilkan gabah sebanyak 4,1 ton per hektare atau turun dari biasanya yang mencapai 5,6 ton per hektare.

Pewarta: Sumarwoto

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015