Sanggau (Antara Kalbar) - Bupati Sanggau Paolus Hadi S Ip, M Si  mengungkapkan, Kecamatan Sayang Ibu (KSI) merupakan gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam  mengurangi resiko terjadinya angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta angka kematian bayi.
    "Gerakan KSI ini mesti ada sinkronisasi antara pemerintah dan masyarakat. Merupakan upaya menekan terjadinya kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta angka kematian bayi,” ungkapnya ketika menghadiri penilaian lomba KSI di Kecamatan Meliau.
    Dipaparkan, untuk  Kabupaten Sanggau pada tahun 2014  lalu, jumlah kematian ibu sebanyak 12 orang dan kematian bayi berjumlah 45 orang. Kemudian, khusus untuk Kecamatan Meliau pada tahun yang sama tidak terdapat kasus kematian ibu. Akan tetapi ada kematian bayi berjumlah 4 kasus. Lantas sampai bulan Juli 2015 di Kecamatan Meliau tidak ditemukan kasus kematian.
    "Ini salah satu bentuk keseriusan Pemkab Sanggau dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. Nah, harapan saya kegiatan ini diharapkan sebagai momentum penting dalam upaya menuju Sanggau Maju dan Terdepan," ujarnya.
    Hadi juga berharap, kegiatan itu bukan hanya sebatas seremoni penilaian, namun secara berkelanjutan bagaimana upaya bersama dalam menekan atau meminimalisir kematian ibu dan bayi. Diketahui bersama, saat ini kematian ibu sebanyak 5 orang per 100 ribu ibu melahirkan. Pada tahun 2019 mendatang, upaya menekan kematian ibu melahirkan menjadi 3 orang per 100 ribu ibu melahirkan.
   "Berbagai upaya kita lakukan diantaranya mewujudkan Puskesmas ramah anak  dan setiap desa ada bidan serta peran aktif dan kerjasama ibu-ibu serta yang penting dilakukan suami  siaga pada saat isteri akan melahirkan," tuturnya.
    Kegiatan itu, dipamerkan produk kerajinan dan makanan dari  Tim Penggerak PKK Desa se Kecamatan Meliau. Pelaksanaan lomba KSI tingkat Provinsi Kalbar tahun 2015 diikuti sebanyak 13 Kabupaten/kota se Kalbar. Dan satu kabupaten yang absen yakni Kapuas Hulu.
    Ketua tim penilai Ny Adil Fiaty mengikutsertakan tujuh orang juri lainnya. Kegiatan ini secara rutin dilaksanakan setiap tahunnya dalam upaya penurunan jumlah kematian ibu dan bayi yang dilakukan bersama antara pemerintah dan masyarakat.
    "Memang dalam perjalanannya program ini telah berhasil menekan kematian ibu dan anak dan secara bertahap. KSI ini merupakan lini terdepan karena kecamatan merupakan  yang sangat dekat dengan pelayanan kepada masyarakat juga pengawasan serta pembinaan dari tingkat kabupaten," ungkapnya.
    Untuk penilaian tersebut, para juri fokuskan kepada kinerja pihak kecamatan terutama camat, bagaimana mensinergikan seluruh komponen pemerintah kecamatan bersama masyakarat  serta terobosan  dan langkah langkah dalam  upaya mensukseskan KSI.
    Camat Meliau Raden Asmadi, S Ip  mengungkapkan beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam KSI ini antara lain penyuluhan kesehatan, membuat kebun tanaman obat keluarga, membangun demplot tanaman anggrek, renovasi rumah singgah bagi ibu hamil dan melahirkan, melakukan pendampingan tenaga bidan desa, memberikan penyuluhan kepada calon pengantin  tentang reproduksi remaja serta perilaku hidup bersih dan sehat.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015