Pontianak  (Antara Kalbar) - Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, ISPU (indeks standar pencemaran udara) di kota itu sudah kategori sangat berbahaya, yakni 800 PM berdasarkan laporan BMKG Supadio Pontianak.

"Berdasarkan data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Supadio Pontianak, ISPU hari ini tercatat 800 PM atau masuk kategori sangat berbahaya bagi kesehatan manusia," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa.

Edi menjelaskan, dari hasil rapat dengan kepala BNPB di Kantor Gubernur Kalbar, Senin kemarin (14/9) kondisi asap di Kalbar sudah kategori darurat asap.

Kategori ISPU yakni, 0 - 50 PM kategori baik; 51 - 100 PM sedang; 101 - 199 tidak sehat; 200 - 299 PM sangat tidak sehat; dan 300 - 500 PM kategori berbahaya.

Edi mengimbau kepada warga di kota itu agar menggunakan masker apabila terpaksa keluar rumah, untuk menghindari agar partikel-partikel debu sisa terbakarnya hutan dan lahan tidak masuk langsung ke saluran pernapasan.

Sementara itu, Pemkot Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat kembali meliburkan aktivitas belajar mengajar anak-anak mulai dari tingkat TK-SMP/sederajat, mulai Rabu (16/9) hingga Sabtu (19/9) atau hari Senin (21/9) kembali masuk.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak juga meliburkan aktivitas belajar mulai dari tingkat TK hingga SMP/sederajat selama dua hari, yakni Jumat (11/9) hingga Sabtu (12/9) dan masuk kembali, Senin (14/9) akibat semakin tebalnya kabut asap yang menyelimuti kota itu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Andi Jap menyatakan, sejak Januari hingga Agustus 2015, kasus Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di provinsi itu, tercatat sebanyak 18 ribu kasus.

"Sebanyak 18 ribuan kasus Ispa itu kasus ringan, sementara Ispa yang berat sekitar 1.922 kasus," katanya.

Salah seorang guru di Pontianak yang enggan disebutkan namanya, berharap pemerintah juga meliburkan guru dengan diliburkannya aktivitas belajar siswa. "Karena kemarin kami tetap masuk kerja, sementara murid diliburkan, sehingga ada beberapa guru malah kondisi fisiknya sakit terkena ispa karena tetap masuk meskipun udara berkabut asap," ujarnya.


(U.A057/Y008)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015