Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Dwi Suslamanto mengatakan, berdasarkan hasil riset pihaknya, ada dua kelemahan mendasar yang dihadapi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di Kalimantan Barat.

"Dari hasil riset yang kami lakukan, ada dua kelemahan yang paling mendasar yang dialami oleh UMKM yang ada di Kalbar, yaitu modal manusia (sumber daya manusia) yang mengacu pada karakter dari pelaku usaha dan modal riset pasar," kata Dwi Suslamanto di Pontianak, Rabu.

Dia mengatakan, saat ini ada beberapa negara yang membantu pembiayaan riset pasar untuk pelaku UMKM-nya. Dalam hal ini pemerintah negara tersebut melalui pemerintah daerahnya selalu memberikan informasi riset pasar kepada UMKM terkait produk apa saja yang dibutuhkan oleh pasar. Dengan adanya riset pasar itu, pelaku UMKM bisa membuat produk yang benar-benar bisa diserap oleh pasar, sehingga UMKM bisa lebih maju.

"Kendala yang ada selama ini, para UMKM kita justru lebih terpaku pada modal, padahal jika karakter wirausaha sudah terbentuk dan riset pasar sudah berjalan, modal bukan menjadi masalah utama, karena modal itu justru bisa datang dengan sendirinya," tuturnya.

Untuk UMKM yang ada di Pontianak, kata Dwi, karena selama ini sektor unggulan Pontianak adalah perdagangan dan jasa, sebenarnya masih memiliki peluang pasar untuk mengembangkan berbagai produk unggulannya, khususnya pada produk jasa dan makanan.

"Sampai saat ini saja, saya sebagai pendatang dan wisatawan lainnya yang datang kemari, masih bingung untuk mencari oleh-oleh khas kota Pontianak, karena sebagian besar, produk yang dijual untuk oleh-oleh juga bisa ditemui di daerah lainnya. Makanya, pelaku usaha yang ada di Pontianak mesti bisa membuat produk unggulan yang benar-benar memiliki karakter dan ciri khas kota Pontianak, karena penyerapan pasar pada sektor ini masih terbuka cukup besar," katanya.

Dwi memaparkan, untuk kota Pontianak, sebagai ibu kota provinsi Kalbar memiliki cukup banyak agenda wisata yang dapat menyedot kunjungan wisatawan. Namun, memang agenda wisata yang ada masih memerlukan banyak penyempurnaan.

Jika terjadi penataan yang baik untuk kegiatan wisata di Pontianak dan Kalbar, maka ini akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan dan berimbas pada terserapnya produk UMKM.

"Ini memang memerlukan sinergi yang baik antara semua pihak, karena untuk Kalbar dan Pontianak, khususnya cukup banyak agenda wisata seperti Sembahyang Kubur, Bakang Wangkang, Imlek dan Cap Go Meh yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat Tiong Hoa. Kemudian juga ada kegiatan Titik Kulminasi, Festival Meriam Karbit dan agenda wisata lainnya dimana setiap pelaksanaan agenda tersebut, aktivitas penerbangan selalu padat dana menandakan bahwa kunjungan masyarakat luar ke Pontianak juga banyak," papar Dwi.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015