Oleh Rendra Oxtora

Pontianak, 9/10 (Antara) - Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto mengharapkan pemerintah pusat membantu pembangunan beberapa waduk di Kalbar untuk memaksimalkan potensi pertanian yang ada.

"Sebagian besar sawah di Kalbar merupakan tipe sawah tadah hujan, dimana ketika terjadi kekeringan sebagian besar petani sulit untuk mendapatkan air dan tidak bisa menanam padi. Makanya, kalau ada waduk pada beberapa sentra produksi padi di Kalbar, tentu potensi pertanian yang ada bisa lebih maksimal," kata Dwi di Pontianak, Jumat.

Kemarau melanda Kalbar belum lama ini, meski tidak berlangsung lama, namun cukup mempengaruhi proses penanaman padi pada beberapa daerah di Kalbar.

"Seharusnya pada Oktober para petani sudah melakukan penanaman musim rendengan, namun bergeser di bulan November karena menunggu musim hujan. Makanya, pembangunan waduk itu menjadi hal yang sangat penting untuk segera dilakukan," katanya.

Dia menambahkan, sejak beberapa tahun yang lalu, Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat ikut berpartisipasi dalam meningkatkan hasil produktivitas pertanian. Dimana, sampai tahun 2015 ada 114 hektare lahan pertanian di Kalbar yang sudah dibantu BI dengan bantuan anggaran Rp6,5 juta perdemplot.

Melihat potensi yang besar dalam pengembangan hasil pertanian dengan metode Hazton, pihaknya akan terus mengembangkan penanaman padi dengan metode Hazton di Kalbar. Bank Indonesia bersama dengan Dinas Pertanian dan Hortikultura Kalimantan Barat terus mengembangkan metode penanaman padi Hazton di beberapa wilayah pada tahun depan.

"Mungkin banyak yang bertanya, kenapa Bank Indonesia yang merupakan bank sentral, justru mengurus masalah pertanian dan ikut dalam pengembangan penanaman padi dengan metode Hazton. Karena, kami merasa Hazton menjadi hal yang penting bagi pengembangan pertanian, khususnya dalam menjaga inflasi yang terjadi di Kalbar," tuturnya.

Dwi menjelaskan, beras menjadi salah satu faktor yang memiliki andil besar dalam menyumbangkan inflasi di Kalbar. Dari kajian yang dilakukan BI, sampai saat ini beras masih menjadi salah satu komoditas yang mempengaruhi inflasi.

"Harapannya dengan penanaman padi metode Hazton bisa meningkatkan hasil pertanian dan berimbas untuk menstabilkan harga beras dan Rupiah. Makanya, kita merasa memiliki andil besar dalam pengembangan lahan pertanian di Kalbar," kata Dwi.

(KR-RDO/N005)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015