Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Kayong Utara Hildi Hamid menyatakan, penyelenggaraan Sail Karimata 2016 di Sukadana, selain membuka kawasan wisata bahari di Kepulauan Karimata juga untuk percepatan pembangunan infrastruktur di kabupaten itu.

"Justru karena miskinnya Kabupaten Kayong Utara makanya ditunjuk sebagai tuan rumah puncak Sail Karimata 2016. Karena untuk penyediaan infrastruktur, baik jalan, air, listrik, komunikasi, terminal, dermaga dan sarana transportasi, termasuk penataan kota di Kayong Utara, yang saat ini di Kayong Utara masih serba minim, semuanya dilakukan pemerintah pusat," kata Hildi Hamid saat dihubungi di Sukadana, Sabtu.

Ia menjelaskan, Pemkab Kayong Utara sudah membuat berbagai perencanaan terkait pembangunan berbagai infrastruktur untuk penyelenggaraan Sail Karimata 2016, tetapi yang bangun nantinya dari pemerintah pusat, termasuk pembangunan tersebut juga dilakukan oleh pemerintah pusat.

"Dalam hal ini Pemkab Kayong Utara tidak mendapatkan bantuan berupa anggaran, tetapi langsung pembangunan infrastruktur tersebut oleh pemerintah pusat yang anggarannya sekitar Rp3 triliun," ungkap Hildi.

Hildi menambahkan, masih ada waktu satu tahun lebih untuk penyedian dan pembangunan infrastruktur untuk penunjang pelaksanaan Sail Karimata. "Perlu diketahui untuk Sail Tomini 2015 saja, pembangunan dan penataan kawasan penyelenggaraan Sailnya bisa dikerjakan dalam waktu empat bulan saja," katanya.

Dalam kesempatan itu, Hildi Hamid menambahkan, acara puncak Sail Karimata 2016 sebenarnya hanya acara seremonial, diikuti kegiatan budaya, yachter atau kapal pesiar ataupun kegiatan dari angkatan laut, sehingga bisa saja acara pendukung lainnya dilakukan sebelum atau setelah acara puncak tersebut.

"Kalau dilihat dari masuknya yachter ke Kayong Utara pada bulan Oktober ini, mestinya puncak Sail Karimata 2016 juga Oktober, karena yang diharapkan para yachter ikut mampir disini," katanya.

Bupati Kayong Utara menambahkan, sebelum-sebelumnya konsep perayaan Sail memang murni untuk membuka kawasan wisata baru, tetapi sekarang sudah berubah, yakni cenderung didominasi untuk percepatan pembangunan dari pemerintah pusat ke suatu daerah yang terpencil dan tertinggal.

"Makanya kini pelaksanaan Sail selalu dilaksanakan di daerah-daerah tertinggal yang tentunya juga punya objek atau kawasan wisata yang bagus dan menarik untuk dikunjungi seperti wisata bahari di kawasan Kepulauan Karimata," ungkapnya.

Sebelumnya, Pemkab Kayong Utara mengundang sebanyak 38 jurnalis dari berbagai media, baik cetak dan online lokal dan nasional, para fotografer, pemancing dan lainnya untuk mempromosikan pelaksanaan Festival Karimata 2015, yang berlangsung pada 17-22 Oktober di Kepulauan Karimata.

Pulau Karimata memiliki luas sekitar 77 ribu hektare yang berstatus Suaka Alam Laut (SAL) ini memang menjanjikan keindahan bawah laut yang belum banyak dikenal para pehobi kegiatan di bawah laut di Indonesia.

Di samping eksotisme taman lautnya, potensi "landscape" kepulauan yang dihuni oleh lebih dari 1.400 jiwa ini pun menawarkan pesona yang tidak kalah menawan, katanya.

Secara geografis, kepulauan ini berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Gugusannya terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta beberapa pulau kecil nan memesona, diantaranya Pulau Kelumpang, Pulau Buluh, Pulau Belian, Pulau Busung, Pulau Segunung, Pulau Genting, Pulau Serungganing dan Pulau Kera.

Karimata mungkin juga tempat wisata indah lain di Tanah Air, masih terbalut kesulitan klasik, yakni sulit dijangkau dan mahal, katanya.


(U.A057/Y008)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015