Sanggau (Antara Kalbar) - Suasana haru sedikit tergambar, saat-saat evakuasi seekor orangutan yang diserahkan Raja Sanggau Pangeran Ratu Surya Negara, Drs H Gusti Arman M Si ke petugas Seksi Konservasi Wilayah II Sintang di Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, pada Kamis (12/11).
    Orangutan yang biasa dipanggil Benazir itu, seakan tahu akan dievakuasi dan memilih mogok tidak mau masuk ke kandang teralis khusus yang dibawa petugas. Butuh waktu lebih satu jam untuk membujuk hewan yang sudah dipelihara Raja Sanggau selama sekitar 3 tahun tersebut.
    "Jangan dipaksakan, biar saja dulu. Nanti kalau dah masuk kandang teralis baru ditutup pintu itu," celetuk Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Sintang, Hadiatul Sidik S Pi.
    Tak pelak, sikap orangutan itu spontan membuat suasana haru, Raja Sanggau dan Ratu Suri Hj Sri Rahmawati serta putri bungsunya Shifa yang baru tiba dari sekolah. Beberapa kerabat Kraton Surya Negara Sanggau yang menyaksikan evakuasi itu sedikit larut dalam kesedihan. Terlebih lagi, tatkala orangutan itu sempat menjulurkan tangannya dan membawa Raja serta Ratu Suri Kraton Surya Negara Sanggau itu bergurau.
    Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Sintang, Hadiatul Sidik S Pi, orangutan itu tetap menyandang nama Benazir dan selanjutnya di bawa ke Yayasan Kobus di Sintang. Kemudian akan berikan pelatihan atau pendidikan, agar ketika dilepas ke habitat aslinya bisa mandiri. "Kita bawa ke Yayasan Kobus dulu untuk diasuh, kemudian baru ditempatkan di Tempunak, ada semacam tempat pendidikan di sana," jelasnya.
    Hadiatul mengucapkan terima kasih kepada Raja Sanggau Pangeran Ratu Surya Negara, Drs H Gusti Arman M Si yang dengan ikhlas atas kesadaran sendiri menyerahkan orangutan ini. "Ini memang pas waktunya, umur sekitar 5 tahun ini, tak lama lagi akan kawin. Kita sangat berterima kasih lah kepada beliau (Raja Sanggau, red) yang secara suka rela menyerahkan orangutan ini, agar bisa nantinya dilepaskan kembali ke habitatnya," ungkap Sidik.
    Raja Sanggau, Pangeran Ratu Surya Negara, Drs H Gusti Arman M Si berharap, BKSDA  bisa merawat orang utan itu, kemudian dilepaskan ke habitatnya di hutan. "Terus terang kita sebetulnya sangat sayang. Tapi, kebebasan orangutan ini nantinya ke alam bebas itu lebih berarti bagi kehidupan kedepan," ujarnya.
  Raja juga mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Sanggau, jika ada yang memilihara hewan dilindungi untuk dengan kesadaran yang tinggi bisa menyerahkan ke instansi yang mengurusi. "Kita imbau juga kepada masyarakat di Kabupaten Sanggau, jika ada memelihara hewan-hewan langka ini, untuk menyerahkan ke instansi terkait. Memang kita merasakan kehilangan lah, tapi kebebasan hewan ini, untuk populasinya itu lebih berharga," imbaunya.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015