Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Untuk menuntaskan KLB Rabies yang terjadi di Melawi, Komisi Nasional (Komnas) Zoonosis melakukan pelatihan penguatan kapasitas pengendalian rabies.
Dihadiri perwakilan dari kecamatan, penyuluh, babinsa serta kepolisian, pelatihan tersebut akan ditindaklanjuti dengan aksi serentak vaksinasi hewan penyebar rabies seperti anjing di sebelas kecamatan di Melawi.
Perwakilan Komnas Pengendali Zoonosis, Andi Trapsiro menerangkan, pelatihan pengendalian KLB Rabies diikuti tenaga penyuluh serta TNI dan Polri. "Nanti kita bentuk dalam satu tim untuk melakukan vaksinasi rabies. Mereka ini nantinya yang akan melakukan vaksinasi di lapangan," katanya disela-sela kegiatan.
Dalam pelaksanaan vaksinasi hewan penyebar rabies, lanjut Andi, nantinya akan dipimpin oleh para babinsa atau aparat kepolisian yang ada di kecamatan. Tim akan disebar di masing-masing kecamatan dan dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti full box, spuit, sarung tangan, jaring penangkap anjing serta peralatan vaksinasi.
"Anjing rabies ini informasinya berasal dari Kalteng, jadi efek dari pembukaan lahan dan hutan dan kemudian masuk ke pemukiman dan menyerang penduduk. Nah itu yang ingin kita kontrol," katanya.
Hingga kini, ungkap Andi, kasus anjing rabies masih ada di Melawi karena hewan penyebar rabies belum seluruhnya terkontrol, terutama anjing-anjing liar. Makanya dari Komnas pengendalian Zoonosis menambah lagi petugas vaksinator untuk lebih cepat mengelimininasi rabies.
"Karena anjing liar kalau kita vaksinasi memerlukan waktu dan teknis tersendiri. Tidak seperti anjing peliharaan. Karena yang banyak menularkan rabies itukan adalah anjing liar. Anjing rumahan atau peliharaan justru lebih dipelihara dengan bagus," katanya.
Pelatihan ini, terang Andi sudah dibagi dalam dua tahap. Satu tahap dalam ruangan terkait teori bagaimana teknik vaksinasi dan menangkap anjing. Esoknya diberikan fasilitas full box, spuid dan seragam lapangan dan kemudian turun ke lapangan selama lima hari.
"Selama lima hari mereka akan diawasi babinsa atau babinkamtibmas. Jadi setiap hari ketua tim akan melaporkan berapa ekor anjing yang berhasil di vaksinasi sehingga diketahui target perhari vaksinasi rabies," jelasnya.
Andi menambahkan kegiatan vaksinasi ini dilakukan serentak di Kabupaten Melawi dan satu kecamatan di Kapuas Hulu. Ia mengungkapkan, tim vaksinator yang berada di lapangan juga dibekali dengan dana operasional untuk transportasi dan uang makan serta operasional di lapangan. "Jadi mereka terjun kita bekali uang saku," katanya.
Sementara itu, Asisten Setda Bidang Ekonomi dan Kesra, Suhardiman mengatakan, langkah penanganan rabies sudah dilakukan oleh Pemkab Melawi dengan membentuk tim gerak cepat. "Kita juga sudha melakukan sosialisasi dan vaksinasi di lapangan," katanya.
Pelatihan penguatan kapasitas pengendalian KLB Rabies ini, lanjut Suhardiman, diharapkan bisa menuntaskan kasus rabies di wilayah Melawi. Mengingat sudah banyaknya korban yang jatuh baik meninggal ataupun terluka karena gigitan anjing dan Melawi bisa menjadi daerah bebas rabies.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Dihadiri perwakilan dari kecamatan, penyuluh, babinsa serta kepolisian, pelatihan tersebut akan ditindaklanjuti dengan aksi serentak vaksinasi hewan penyebar rabies seperti anjing di sebelas kecamatan di Melawi.
Perwakilan Komnas Pengendali Zoonosis, Andi Trapsiro menerangkan, pelatihan pengendalian KLB Rabies diikuti tenaga penyuluh serta TNI dan Polri. "Nanti kita bentuk dalam satu tim untuk melakukan vaksinasi rabies. Mereka ini nantinya yang akan melakukan vaksinasi di lapangan," katanya disela-sela kegiatan.
Dalam pelaksanaan vaksinasi hewan penyebar rabies, lanjut Andi, nantinya akan dipimpin oleh para babinsa atau aparat kepolisian yang ada di kecamatan. Tim akan disebar di masing-masing kecamatan dan dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti full box, spuit, sarung tangan, jaring penangkap anjing serta peralatan vaksinasi.
"Anjing rabies ini informasinya berasal dari Kalteng, jadi efek dari pembukaan lahan dan hutan dan kemudian masuk ke pemukiman dan menyerang penduduk. Nah itu yang ingin kita kontrol," katanya.
Hingga kini, ungkap Andi, kasus anjing rabies masih ada di Melawi karena hewan penyebar rabies belum seluruhnya terkontrol, terutama anjing-anjing liar. Makanya dari Komnas pengendalian Zoonosis menambah lagi petugas vaksinator untuk lebih cepat mengelimininasi rabies.
"Karena anjing liar kalau kita vaksinasi memerlukan waktu dan teknis tersendiri. Tidak seperti anjing peliharaan. Karena yang banyak menularkan rabies itukan adalah anjing liar. Anjing rumahan atau peliharaan justru lebih dipelihara dengan bagus," katanya.
Pelatihan ini, terang Andi sudah dibagi dalam dua tahap. Satu tahap dalam ruangan terkait teori bagaimana teknik vaksinasi dan menangkap anjing. Esoknya diberikan fasilitas full box, spuid dan seragam lapangan dan kemudian turun ke lapangan selama lima hari.
"Selama lima hari mereka akan diawasi babinsa atau babinkamtibmas. Jadi setiap hari ketua tim akan melaporkan berapa ekor anjing yang berhasil di vaksinasi sehingga diketahui target perhari vaksinasi rabies," jelasnya.
Andi menambahkan kegiatan vaksinasi ini dilakukan serentak di Kabupaten Melawi dan satu kecamatan di Kapuas Hulu. Ia mengungkapkan, tim vaksinator yang berada di lapangan juga dibekali dengan dana operasional untuk transportasi dan uang makan serta operasional di lapangan. "Jadi mereka terjun kita bekali uang saku," katanya.
Sementara itu, Asisten Setda Bidang Ekonomi dan Kesra, Suhardiman mengatakan, langkah penanganan rabies sudah dilakukan oleh Pemkab Melawi dengan membentuk tim gerak cepat. "Kita juga sudha melakukan sosialisasi dan vaksinasi di lapangan," katanya.
Pelatihan penguatan kapasitas pengendalian KLB Rabies ini, lanjut Suhardiman, diharapkan bisa menuntaskan kasus rabies di wilayah Melawi. Mengingat sudah banyaknya korban yang jatuh baik meninggal ataupun terluka karena gigitan anjing dan Melawi bisa menjadi daerah bebas rabies.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015