Sanggau (Antara Kalbar) - Ema Kulata (45) terlihat hati-hati saat sesekali mencelupkan canting (alat untuk menulis batik) ke wajan kecil yang berisi lilin malam (tinta untuk membatik) yang sudah mencair.
    Lalu perlahan ia menuliskan pada selembar kain putih yang sudah di gambar dengan motif batik bunga Tengkawang. "Maklum masih baru, kaku tangan ni," ujarnya.
    Ema Kulata, merupakan salah seorang dari 15 ibu rumah tangga dan dua pria yang mengikuti pelatihan pembuatan batik yang di gelar Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Sanggau mulai 25 November-1 Desember 2015, di gedung Dekranasda Sanggau.
    Sembari tersenyum wanita pengurus TP PKK Kabupaten Sanggau tergabung dalam Pokja II ini, bercerita kesulitannya saat belajar membatik dan memegang canting. "Terasa susah itu, saat membuat gambarnya. Kan kita ingin membuat gambar khas Kabupaten Sanggau. Demikian juga memegang canting itu, kita kira kayak megang sendok, ternyata beda lain. Pelatihan ini, kita juga diajari bagaimana panas dari malam cair nya, harus diatur agar bisa tembus di bagian kain belakang. Kalau nggak ya harus di ulang," ungkap wanita asal Sosok, Tayan Hulu ini.
    Menurut Ema, sebelum diajari melukis di atas kain, pada hari pertama mereka diperkenalkan dasar-dasar membatik, bahan dan juga motif-motif batik disesuaikan khas Kabupaten Sanggau .  
    "Sekarang, sudah bisa lah. Nanti harus belajar sendiri lagi karena sudah dapat dasarnya dari pelatihan ini," terangnya.
    Pelatihan membatik ini, mendatangkan beberapa orang tutor dari Yogyakarta. Dimana Yogyakarta sendiri merupakan salah satu daerah yang sangat terkenal akan batiknya.
    Menurut Ema, untuk motif batik yang telah dibuat, diantaranya terkait Seven Brand Images Kabupaten Sanggau, Sabang Merah serta Buah Tengkawang.
    "Harapannya, adanya kelompok-kelompok pembuat batik ciri khas budaya Kabupaten Sanggau dan ini juga dapat menciptakan peluang usaha tentunya bagi keluarga," ujarnya.
    Terpisah, Ketua TP PKK Kabupaten Sanggau, Ny Arita Apolina Hadi S Pd, M Si mengakui kegiatan membatik merupakan sesuatu yang baru bagi masyarakat. Namun, diharapkan dengan adanya pelajaran membatik tersebut masyarakat dapat menciptakan peluang usaha.
    "Dunia fashion terus berkembang, tidak ada matinya. Ini bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat di Kabupaten Sanggau," ujar isteri Bupati Sanggau Paolus Hadi S Ip, M Si ini.
    Ia berharap, batik yang dibuat menggunakan motif khas daerah Kabupaten Sanggau, sehingga nantinya dapat dikenal luas secara nasional.
   "Kedepan akan diwajibkan menggunakan batik khas Sanggau, terutama saat mengikuti kegiatan tingkat nasional, sehingga orang luar bisa mengetahui kita juga mempunyai batik khas yang tak kalah menarik," pungkasnya.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015