Pontianak (Antara Kalbar) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar pelatihan penanganan penyakit kusta di Aula Dinas Kesehatan Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
"Salah satu upaya kita untuk melenyapkan stigma kusta yang sangat tingi di Kota Singkawang, pemerintah pusat melaksanakan pelatihan penanganan penyakit kusta seperti ini," kata Subdit Kusta dan Frambusia Kemenkes, Ade Irma MKes di Singkawang, Jumat.
Dia menyebutkan, peserta pelatihan terdiri atas dokter dan perawat yang ada di Kota Singkawang.
"Bahkan yang belum pernah dilatih juga mengikuti pelatihan ini selama satu minggu," katanya.
Tujuannya supaya mereka bisa menemukan kasus kusta sebanyak-banyaknya di Kota Singkawang. Setelah tenaga medis ini dilatih dan banyak menemukan kasus kusta, kemudian mengobatinya, diharapkan tahun mendatang tidak ada lagi orang yang sakit kusta.
"Target kami, Eliminasi Kusta 2019, yakni menghilangkan penyakit kusta, kalau pun ada paling satu atau dua orang per kabupaten/kota nantinya," tuturnya.
Terpenting, lanjutnya, melalui upaya itu diharapkan dapat mengikis stigma terhadap orang yang sakit kusta di Kota Singkawang.
"Memang tidak bisa sesaat untuk menghilangkan stigma tersebut, butuh bertahun-tahun," ujarnya.
Para peserta pelatihan ini juga, katanya, diharapkan dapat menemukan penderita kusta yang mengalami gejala awal, yakni masih berupa bercak putih atau merah.
"Kalau masih gejala awal seperti ini, bisa diobati, karena belum sampai menyebabkan cacat fisik. Ini tidak akan memunculkan stigma di masyarakat," jelasnya.
Bercak merah atau putih, tambahnya, seringkali dibiarkan begitu saja oleh orang yang tidak mengerti. Lantaran tidak gatal, sakit atau lainnya.
"Tetapi kalau dibiarkan akan menimbulkan kecacatan fisik, kalau sudah seperti ini muncul stigma di masyarakat terhadap orang tersebut," katanya.
Apabila kusta masih gejala awal, terangnya, begitu diobati, bercaknya akan hilang, karena kumannya sudah patah atau mati. Tetapi kalau sudah sampai menyebabkan cacat fisik, kumannya mati kalau diobati, tetapi cacat fisiknya tetap.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Salah satu upaya kita untuk melenyapkan stigma kusta yang sangat tingi di Kota Singkawang, pemerintah pusat melaksanakan pelatihan penanganan penyakit kusta seperti ini," kata Subdit Kusta dan Frambusia Kemenkes, Ade Irma MKes di Singkawang, Jumat.
Dia menyebutkan, peserta pelatihan terdiri atas dokter dan perawat yang ada di Kota Singkawang.
"Bahkan yang belum pernah dilatih juga mengikuti pelatihan ini selama satu minggu," katanya.
Tujuannya supaya mereka bisa menemukan kasus kusta sebanyak-banyaknya di Kota Singkawang. Setelah tenaga medis ini dilatih dan banyak menemukan kasus kusta, kemudian mengobatinya, diharapkan tahun mendatang tidak ada lagi orang yang sakit kusta.
"Target kami, Eliminasi Kusta 2019, yakni menghilangkan penyakit kusta, kalau pun ada paling satu atau dua orang per kabupaten/kota nantinya," tuturnya.
Terpenting, lanjutnya, melalui upaya itu diharapkan dapat mengikis stigma terhadap orang yang sakit kusta di Kota Singkawang.
"Memang tidak bisa sesaat untuk menghilangkan stigma tersebut, butuh bertahun-tahun," ujarnya.
Para peserta pelatihan ini juga, katanya, diharapkan dapat menemukan penderita kusta yang mengalami gejala awal, yakni masih berupa bercak putih atau merah.
"Kalau masih gejala awal seperti ini, bisa diobati, karena belum sampai menyebabkan cacat fisik. Ini tidak akan memunculkan stigma di masyarakat," jelasnya.
Bercak merah atau putih, tambahnya, seringkali dibiarkan begitu saja oleh orang yang tidak mengerti. Lantaran tidak gatal, sakit atau lainnya.
"Tetapi kalau dibiarkan akan menimbulkan kecacatan fisik, kalau sudah seperti ini muncul stigma di masyarakat terhadap orang tersebut," katanya.
Apabila kusta masih gejala awal, terangnya, begitu diobati, bercaknya akan hilang, karena kumannya sudah patah atau mati. Tetapi kalau sudah sampai menyebabkan cacat fisik, kumannya mati kalau diobati, tetapi cacat fisiknya tetap.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015