Pewarta : Muhammad Khusyairi

    Tayan Hilir (Antara Kalbar) - Sejumlah ahli waris eks pemilik lahan mempertanyakan penyaluran bantuan pendidikan (beasiswa) yang disalurkan PT Aneka Tambang (PT Antam) UBPB Tayan, belum lama ini.
    Pasalnya, dalam penyaluran diindikasikan tebang pilih dan kriteria yang layak mendapatkan tak jelas mekanismenya.
    "Kami hanya mendengar tahu-tahu ada yang mendapatkan beasiswa. Kemudian kami tanya-tanya, katanya untuk eks pemilik lahan. Jika untuk anak-cucu eks pemilik lahan, mengapa hanya orang tertentu saja. Anak-anak kami juga merupakan cucu eks pemilik lahan," ungkap Ahadiawati Sri Rahayu, warga Desa Pedalaman, Tayan.
    Bantuan yang disalurkan PT Antam ini, untuk siswa SMP dan SMA. Bantuan ini bervariasi untuk SMP sebesar Rp600 ribu dan Rp1 juta untuk SMA.
    Ibu tiga putra yang akrab disapa Titin ini, juga mempertanyakan kriteria yang diberlakukan PT Antam, dalam menyalurkan bantuan pendidikan itu. Apakah untuk yang berprestasi akademik maupun non akademik atau hanya anak-cucu eks pemilik lahan serta bagi warga yang kurang mampu.
    "Kita hanya bertanya, apa yang menjadi landasan mereka (perusahaan) menyalurkan bantuan itu, sebab tidak semua anak-cucu eks pemilik lahan yang dapat. Kemudian, banyak cucu eks pemilik lahan yang kurang mampu, juga tidak mendapatkan. Lalu sebaliknya, ada yang menerima bantuan itu, tidak ada prestasi akademik, maupun non akademiknya dan notabenenya orang mampu," bebernya.   
    Titin mengaku orang tuanya menyerahkan lahan sekitar 7 hektare lebih di perusahaan tersebut. Salah satu lahannya dijadikan jetty (pelabuhan). "Orang tua kami juga ada menyerahkan lahan, jadi bukan hanya mengaku-ngaku saja. Bagi kami, mau dapat atau tidak bantuan itu bukan lah masalah. Namun, yang disayangkan, banyak anak-cucu eks pemilik lahan yang lain bisa dikategorikan layak untuk menerima, malah tidak mendapatkan bantuan itu," paparnya.
    Terpisah Manager CSR PT Antam UBPB Tayan, Munadji menampik jika penyaluran bantuan tersebut tak jelas kriteria dan mekanismenya.  "Kita jelas mekanismenya Pak. Hanya saja, kalau detailnya saya kurang memahami, karena baru bertugas di Tayan ini," ujar pria yang mengaku mantan aktivis ini.
    Pria yang mengaku pernah menjabat Sekjen Serikat Buruh se-PT Antam ini sempat menghubungi staffnya Widya Permata yang mengurusi. Dalam percakapan via telepon selulernya, Widya menjelaskan idealnya mekanisme penyaluran bantuan yang masuk dalam Corporate Social Responciblity (CSR) perusahaan tersebut.
    Dijelaskan juga, telah melibatkan camat, Kepala Cabdin Dikpora Tayan, Kades dan kepala dusun serta melaksanakan verifikasi.
    Munadji mengakui, dana terbatas untuk bantuan tersebut dan hanya Rp95 juta. Kemudian, untuk keseluruhan PT Antam UBPB Tayan hingga bulan November 2015 telah menyalurkan CSR sebesar Rp1,8 miliar lebih.
    Hanya saja, Munadji tidak menjelaskan disalurkan kemana saja dana CSR tersebut.
Terpisah Kepala Desa Pedalaman, Tayan Hilir, Sunarto mengaku tidak pernah dilibatkan dalam penentuan siapa-siapa yang menerima.
    "Tidak ada kita dilibatkan, ada diundang tapi hanya saat verifikasi saja, nama-namanya sudah ada di mereka (perusahaan)," tegasnya.
    Dipaparkan, sekitar bulan April lalu 2015 lalu, memang ada PT Antam mengundang para kepala dusun (kadus) untuk rapat, hanya saja, ada beberapa kadus tak hadir. "Saya sudah pernah memberikan masukan ke perusahaan, kalau bantuan judulnya untuk masuk sekolah, hendaknya dicairkan ketika anak-anak mau pendaftaran. Ini malah bantuannya cair anak-anak udah mau bagi raport. Terus waktu itu, ada mereka mengundang para kadus untuk rapat, saya hanya mendapatkan tembusan saja. Nah, perlu saya tegaskan, kami bukan yang mengeluarkan data siapa-siapa yang berhak menerima bantuan tersebut," pungkasnya.  

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015