Pontianak  (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Abdul Manaf Mustafa menyatakan, hingga saat ini sebesar 70 persen kebutuhan pakan ternak ayam ras di Kalbar masih dipenuhi pihak luar.

"Akibat sebagian besar pakan ternak ayam masih dari luar, maka inilah yang membuat harga pakan lebih mahal dibanding di daerah lainnya," kata Abdul Manaf seusai memantau harga ayam ras potong di Pasar Flamboyan Pontianak, Sabtu.

Ia menjelaskan, ada sekitar 560 ribu ton kebutuhan pakan ayam untuk peternakan di Kalbar, dan sebesar 70 persen diantaranya dipenuhi oleh pakan dari luar.

"Oleh karena ini kedepannya harus dipikirkan, secara bertahap kebutuhan pakan itu bisa dipenuhi oleh pasokan lokal, yakni dengan cara dikembangkannya pertanian jagung," katanya.

Pakan tersebut didatangkan dari Jawa Timur dan Lampung, atau antar pulau sehingga harga pakan ternak ayam tersebut akan lebih tinggi dibanding di daerah lainnya, katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak, Haryadi menyatakan, ada sebanyak tujuh pasar tradisional dan 13 pasar rakyat yang tersebar di Kota Pontianak, dan yang terbesar, yakni Pasar Flamboyan.

"Alhamdulillah, hingga saat ini, harga jual ayam ras potong di pasar-pasar tradisional dan pasar rakyat di Kota Pontianak masih stabil," ujarnya.

Menurut dia, kalaupun harga jual ayam ras potong mengalami kenaikan tidak terlalu signifikan, karena antara pasar tradisional satu dengan yang lainnya, sudah dipasang daftar harga secara elektronik, sehingga masyarakat tinggal memilih mau berbelanja di mana.

"Dengan begitu, para pedagang tidak bisa semaunya menaikkan harga jual ayam ras potong dan kebutuhan pokok lainnya. Selain itu, kami juga melakukan tera ulang terhadap timbangan-timbangan milik pedagang, sehingga masyarakat sebagai konsumen tidak dibohongi," ujarnya.


(U.A057/J003)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016