Pontianak (Antara Kalbar) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan mengucurkan anggaran Rp22 miliar untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan batubara di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
"Untuk itu, saya meminta kepada Bupati Kayong Utara segera memberikan izin lokasi terkait rencana pembangunan PLTG DAN PLTB yang akan dilakukan oleh Kementerian ESDM di kabupaten itu," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barar, M Zeet Hamdy Assovie, Jumat.
Jika izinnya sudah ada, katanya lagi, tentu proses pembangunannya bisa dipercepat dan masyarakat bisa segera mendapatkan pasokan listrik sesuai dengan kebutuhan yang saat ini masih jauh dirasakan kurang.
Dia menjelaskan rencana pembangunan pembangkit listrik itu diketahuinya saat mengikuti pertemuan bersama Kementerian ESDM beberapa waktu lalu.
Pada 2016 anggaran untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan batubara itu siap dikucurkan. Dananya mencapai Rp22 miliar dan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM.
"Pemprov sangat mendukung rencana ini. Jika izin lokasi sudah ada, pembangunannya hanya memerlukan waktu paling lama lima bulan," katanya menjelaskan.
Keberadaan pembangkit listrik tenaga gas dan batubara itu sangat menguntungkan bagi kelistrikan di Kalbar, khususnya Kayong Utara. Daya yang dihasilnya sebesar 1 MW dari total daya yang diperlukan di Kayong Utara sebesar 5,4 MW.
"Jika terealisasi dan berhasil, ini berdampak luar biasa. Dana Rp22 miliar itu bukan angka yang mahal dan pemda tahun berikutnya pasti berani membangun di setiap titik yang ada batubaranya," tuturnya.
Dia juga menyatakan potensi batubara di Kalbar cukup besar. Hampir semua daerah di Kalbar memiliki sumber daya batubara, di antaranya Senaning, Melawi, Kapuas Hulu, Sanggau, dan Sintang.
"Harus kita sadari, kelisrikkan merupakan infrastruktur dasar yang harus dipenuhi. Saat ini elektrifikasi di Kalbar baru mencapai 53 persen hingga 57 persen, padahal kebutuhan listrik mutlak harus dipenuhi, apalagi saat ini pemerintah menginstruksikan pengembangan industri hilir dan harus dipenuhi dengan kebutuhan listrik," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Untuk itu, saya meminta kepada Bupati Kayong Utara segera memberikan izin lokasi terkait rencana pembangunan PLTG DAN PLTB yang akan dilakukan oleh Kementerian ESDM di kabupaten itu," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barar, M Zeet Hamdy Assovie, Jumat.
Jika izinnya sudah ada, katanya lagi, tentu proses pembangunannya bisa dipercepat dan masyarakat bisa segera mendapatkan pasokan listrik sesuai dengan kebutuhan yang saat ini masih jauh dirasakan kurang.
Dia menjelaskan rencana pembangunan pembangkit listrik itu diketahuinya saat mengikuti pertemuan bersama Kementerian ESDM beberapa waktu lalu.
Pada 2016 anggaran untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan batubara itu siap dikucurkan. Dananya mencapai Rp22 miliar dan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM.
"Pemprov sangat mendukung rencana ini. Jika izin lokasi sudah ada, pembangunannya hanya memerlukan waktu paling lama lima bulan," katanya menjelaskan.
Keberadaan pembangkit listrik tenaga gas dan batubara itu sangat menguntungkan bagi kelistrikan di Kalbar, khususnya Kayong Utara. Daya yang dihasilnya sebesar 1 MW dari total daya yang diperlukan di Kayong Utara sebesar 5,4 MW.
"Jika terealisasi dan berhasil, ini berdampak luar biasa. Dana Rp22 miliar itu bukan angka yang mahal dan pemda tahun berikutnya pasti berani membangun di setiap titik yang ada batubaranya," tuturnya.
Dia juga menyatakan potensi batubara di Kalbar cukup besar. Hampir semua daerah di Kalbar memiliki sumber daya batubara, di antaranya Senaning, Melawi, Kapuas Hulu, Sanggau, dan Sintang.
"Harus kita sadari, kelisrikkan merupakan infrastruktur dasar yang harus dipenuhi. Saat ini elektrifikasi di Kalbar baru mencapai 53 persen hingga 57 persen, padahal kebutuhan listrik mutlak harus dipenuhi, apalagi saat ini pemerintah menginstruksikan pengembangan industri hilir dan harus dipenuhi dengan kebutuhan listrik," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016