Peniraman (Antara Kalbar) - Petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Nekat Maju di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, sejak dua tahun terakhir mengalami peningkatan produksi hampir tiga kali lipat setelah menggunakan teknologi tanam padi Hazton.
Gapoktan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar itu semula hanya menghasilkan 3 - 4 ton per hektare, kini menjadi 9 - 9,5 ton per hektare.
Bahkan saat panen di Peniraman, Selasa, hasil ubinan tercatat sebanyak rata-rata 10,42 ton dari empat anggota gapoktan dan jenis padi yang berbeda.
Dampak lainnya, dana pengelolaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Gapoktan Nekat Maju pun meningkat.
Dana kelolaan Unit Distribusi Pangan naik dari Rp175 juta menjadi Rp215 juta. Sedangkan dana kelolaan Unit Cadangan Pangan naik dari Rp20 juta menjadi Rp30 juta. Jumlah kelompok tani yang bergabung pun bertambah dari 7 poktan menjadi 11 poktan.
Dengan meningkatnya kapasitas usaha dan bertambahnya poktan, luas areal yang mengaplikasikan Teknologi Hazton pun meningkat dari 25 hektare menjadi 200 hektare.
Kini, Gapoktan yang diketuai Bukhari itu pun telah mencapai tahap mandiri. Gapoktan bahkan sudah mampu mendirikan bangunan gudang dan rumah pengeringan secara swadaya.
Upaya peningkatan akses pemasaran pun terus dilakukan dengan melakukan tiga perjanjian kerja sama pembelian beras.
Begitu pula dengan upaya peningkatan akses bahan baku dimana telah dilakukan perjanjian penyediaan benih/bibit bekerjasama dengan Balai Benih Induk Peniraman.
Secara umum, dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalbar, terdapat 8 wilayah yang statusnva defisit produksi beras.
Sementara 6 wilayah Iainnya sudah Surplus Produksi. Namun Kalbar juga masih mengimpor beras dari daerah lain terutama Jawa sebanyak 33.474 ton/tahun terutama karena kualitas beras lokal belum bisa memenuhi permintaan masyarakat khususnya terhadap beras premium.
Dengan memperhatikan luasnya wilayah kerja serta berbagai keterbatasan yang dimiliki, Kantor Perwakilan BI Kalbar pun bersinergi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kalimantan Barat.
Selain memberikan bantuan teknis, ketiga pihak tersebut berbagi peran dalam mewujudkan Kalimantan Barat mandiri pangan.
Distan TPH Kalbar mengembangkan metode tanam Hazton yang mampu mendorong produktivitas padi, Banketpanluh Kalbar merintis Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LPDM).
Sedangkan Bl Kalbar membantu memperkenalkan metode tanam Hazton dan LDPM kepada petani dan ikut mengawal perkembangannya. Â
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Gapoktan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar itu semula hanya menghasilkan 3 - 4 ton per hektare, kini menjadi 9 - 9,5 ton per hektare.
Bahkan saat panen di Peniraman, Selasa, hasil ubinan tercatat sebanyak rata-rata 10,42 ton dari empat anggota gapoktan dan jenis padi yang berbeda.
Dampak lainnya, dana pengelolaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Gapoktan Nekat Maju pun meningkat.
Dana kelolaan Unit Distribusi Pangan naik dari Rp175 juta menjadi Rp215 juta. Sedangkan dana kelolaan Unit Cadangan Pangan naik dari Rp20 juta menjadi Rp30 juta. Jumlah kelompok tani yang bergabung pun bertambah dari 7 poktan menjadi 11 poktan.
Dengan meningkatnya kapasitas usaha dan bertambahnya poktan, luas areal yang mengaplikasikan Teknologi Hazton pun meningkat dari 25 hektare menjadi 200 hektare.
Kini, Gapoktan yang diketuai Bukhari itu pun telah mencapai tahap mandiri. Gapoktan bahkan sudah mampu mendirikan bangunan gudang dan rumah pengeringan secara swadaya.
Upaya peningkatan akses pemasaran pun terus dilakukan dengan melakukan tiga perjanjian kerja sama pembelian beras.
Begitu pula dengan upaya peningkatan akses bahan baku dimana telah dilakukan perjanjian penyediaan benih/bibit bekerjasama dengan Balai Benih Induk Peniraman.
Secara umum, dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalbar, terdapat 8 wilayah yang statusnva defisit produksi beras.
Sementara 6 wilayah Iainnya sudah Surplus Produksi. Namun Kalbar juga masih mengimpor beras dari daerah lain terutama Jawa sebanyak 33.474 ton/tahun terutama karena kualitas beras lokal belum bisa memenuhi permintaan masyarakat khususnya terhadap beras premium.
Dengan memperhatikan luasnya wilayah kerja serta berbagai keterbatasan yang dimiliki, Kantor Perwakilan BI Kalbar pun bersinergi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kalimantan Barat.
Selain memberikan bantuan teknis, ketiga pihak tersebut berbagi peran dalam mewujudkan Kalimantan Barat mandiri pangan.
Distan TPH Kalbar mengembangkan metode tanam Hazton yang mampu mendorong produktivitas padi, Banketpanluh Kalbar merintis Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LPDM).
Sedangkan Bl Kalbar membantu memperkenalkan metode tanam Hazton dan LDPM kepada petani dan ikut mengawal perkembangannya. Â
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016