Pontianak (Antara Kalbar) - Ribuan jamaah tumpah ruah melaksanakan shalat sunnah gerhana atau kusuf di Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Tidak hanya di dalam masjid, bahkan ada sebagian jamaah yang melaksanakan shalat sunnah muakkad ini di halaman parkir.

Membludaknya jamaah shalat sunnah kusuf ini di luar perkiraan. “Yang jelas hari ini kita kaget, jumlah jamaah yang melaksanakan shalat sunnah gerhana melebihi dari perkiraan semula,” ungkap Wali Kota Pontianak, Sutarmidji usai melaksanakan shalat sunnah kusuf di Masjid Raya Mujahidin, Rabu.


Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat terutama umat Islam yang dianjurkan shalat sunnah gerhana semakin menyadari arti penting melihat satu fenomena alam. Ia berharap, kejadian langka ini tidak hanya sekadar dilihat sebagai fenomena alam, tetapi keyakinan bahwa peristiwa gerhana ini merupakan kekuasaan Allah, SWT.

“Peristiwa gerhana ini yang pertama dimaknai adalah bahwa keimanan kita bisa semakin bertambah dengan meyakini bahwa ini sudah digerakkan dan diatur Allah, SWT sebagai pencipta alam semesta,” ujarnya.

Sedangkan dari sisi ilmu pengetahuan, lanjut Sutarmidji, dari fenomena alam ini bisa dipetik sebagai suatu bahan kajian sebab di dalam Al Quran, Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk selalu mengkaji apa makna dari setiap peristiwa. “Pengaruhnya apa terhadap kondisi alam semesta dari peristiwa gerhana matahari.  Kenapa tidak boleh dilihat dengan mata telanjang. Semua itu sebenarnya untuk membuat manusia semakin berpikir dan mencari jawaban-jawaban dari peristiwa itu. Sehingga kita mampu berpikir untuk menjawab setiap fenomena alam yang berpengaruh pada kehidupan manusia,” paparnya.

Sementara itu, Iskandar Bakri, petugas pengamatan gerhana dari LAPAN Pontianak, menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pengamatan dari atas menara Masjid Raya Mujahidin dan hasilnya sesuai dengan perkiraan sebelumnya yakni gerhana matahari dengan intensitas 93 persen. Kendati diakuinya saat gerhana itu mulai terjadi, teropong tidak bisa merekam dengan sempurna dikarenakan terkendala awan yang menghalangi.

“Detik-detik dimulainya gerhana pada pukul 06.23 WIB, puncaknya pukul 07.27 WIB dan berakhir pukul 08.40 WIB,” imbuhnya.

Gerhana matahari sebagian yang terjadi di Kota Pontianak juga menarik minat wisatawan dari negara tetangga. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, Hilfira Hamid mengatakan, ada beberapa tamu dari Malaysia dan Singapura yang datang menyaksikan detik-detik gerhana matahari. Meskipun pihaknya belum bisa memastikan berapa banyak jumlah kunjungan wisatawan untuk melihat peristiwa alam yang langka ini, namun dirinya yakin beberapa wisatawan ada yang melihat di lokasi lain di Kota Pontianak seperti dari pinggiran Sungai Kapuas dan lainnya.

“Kota Pontianak juga mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dengan memberikan bantuan kaca mata untuk melihat gerhana matahari,” tuturnya.

Salah seorang warga Pontianak, Budiman (31) mengaku baru pertama kali ini melihat peristiwa gerhana matahari. Dirinya mendapat kesempatan naik ke menara Masjid Mujahidin dan melihat detik-detik terjadinya gerhana matahari dengan menggunakan kaca mata khusus. “Selama ini saya hanya melihat gerhana dari youtube, tetapi hari ini saya melihat langsung bagaimana detik-detik ketika bulan menutupi matahari,” katanya.

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016