Sanggau (Antara Kalbar) - Sejumlah kalangan di Kota Sanggau mempertanyakan tembok perkuatan tebing di kawasan Bukit Semboja, Kelurahan Bunut, yang kini sudah mulai rusak padahal belum setahun dikerjakan.
"Lihat saja sekarang, timbunan tanahnya pun sudah mulai longsor lagi. Kemudian, tiang-tiang penahannya pun ada yang miring," ujar Wawan salah seorang warga Kota Sanggau.
Mantan anggota DPRD Sanggau periode 1999-2004, Ignatius Dibas membenarkan kondisi tembok perkuatan tebing itu, yang belum setahun dibangun.
"Tak jelas berapa anggarannya dan proyek mana serta dikerjakan secara kontraktual atau swakelola, kita sebagai masyarakat Kota Sanggau tak tahu. Terlebih lagi, seingat saya proyek itu tak ada papan plangnya," ujarnya.
Pria asal Jangkang ini menilai, ada kesalahan pada perencanaan, yang semestinya tidak dilaksanakan diatas meja saja.
Namun, hendaknya turun ke lapangan agar mengetahui bagaimana kemiringan tebing, tekanan air, bagaimana supaya bangunan kuat dan kokoh.
Terlebih lagi, di kawasan itu sudah diketahui sebelumnya, sangat rentan oleh longsor.
"Saya menilai, salah diperencanaan. Kan kalau konsultan perencanaan, harus memahami apa yang mau direncanakan dibangun. Termasuk melakukan survei, bagaimana kondisi tanah, kemiringan tebing yang akan dibangun. Nah, baru lah bisa menentukan bagaimana tembok akan dibangun. Saya curiga perencanaan hanya diatas meja, makanya proyeknya jadi seperti itu," bebernya.
Selain itu, menurut Dibas, hendaknya saat pekerjaan berlangsung, konsultan pengawas harus jeli dan akurat dalam memonitoring kontraktor . Sehingga mutu pekerjaan baik dan ada manfaatnya.
"Kalau begini, banyak kerusakan itu bagaimana. Ini yang sangat kita sayangkan," timpalnya.
Ketua KNPI Kabupaten Sanggau, Sulaiman Kalianda meminta kontraktor pelaksana atau instansi terkait, sesegera mungkin melaksanakan perbaikan terhadap tembok penahan tebing yang mengalami kerusakan itu.
"Kita sama-sama mengetahui, niat pemerintah yang menganggarkan dana untuk pembangunan tembok penahan longsor itu bagus. Namun, sayang tak direspon dengan baik oleh instansi terkait, sehingga pekerjaan terkesan asal-asalan saja," bebernya.
Salah seorang praktisi hukum di Kabupaten Sanggau, Munawar Rahim SH meminta instansi terkait untuk melaksanakan audit terhadap pekerjaan tersebut. Sehingga dapat diketahui, kenapa tembok penahan longsor tebing itu sudah mengalami kerusakan.
"Kita minta instansi terkait melaksanakan audit lah. Apakah proyek itu, sudah dikerjakan sesuai perencanaan. Lantas, jika ditemukan unsur kerugian negara, maka harus diserahkan ke penegak hukum untuk penanganan lebih lanjut," ungkapnya.
Pantauan di lapangan, terlihat tembok penahan longsor itu, sudah mengalami retak panjang di beberapa bagian bangunan dan jika tak secepatnya dilaksanakan perbaikan, maka tak menutup kemungkinan bangunan tembok itu akan ambruk.
Upaya konfirmasi tak membuahkan hasil. Dikarenakan tak berhasil menemukan seorang pun di lapangan.
Selain itu, tidak ada plang nama yang menandakan proyek itu dikerjakan kontraktor apa dan instansi mana yang bertanggungjawab penggunaan anggaran yang menurut informasi mencapai milyaran rupiah tersebut.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016