Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Pemkab Melawi bersama Polri dan TNI membangun sinergisitas dan kesepahaman dalam mengantisiasi kebakaran lahan dan hutan (Karhutla).
Dalam rakor sinergisitas Karhutla di kantor Bupati Melawi, juga ditandatangani kesepakatan bersama dan maklumat Kapolres untuk mencegah terjadinya Karhutla di wilayah Melawi.
Bupati Melawi Panji mengungkapkan Pemkab tetap mewaspadai terjadinya kebakaran lahan mengingat adanya perkebunan yang kerap dibuka dengan cara dibakar serta kultur budaya masyarakat yang masih menerapkan ladang berpindah.
"Kebakaran lahan dan hutan sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia. Karena itu kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan harus terus dilakukan. Suka tidak suka pola hidup kita harus diubah dan masyarakat harusnya paham kenapa muncul aturan pelarangan pembakaran lahan," katanya.
Dikatakan Panji, musim kemarau 2016 akan dimulai pada Mei dan Juni, sementara di beberapa daerah bisa saja kemarau datang lebih awal. Oleh karena itu, pemerintah dan para pelaku usaha harus melakukan kesiagaan karhutla agar kasus kebakaran lahan tidak lagi terjadi pada tahun ini.
"Nantinya kita akan mengupayakan pengalokasian anggaran pengendalian pra dan pasca kebakaran lahan, serta melakukan sosialisasi pencegahan karhutla hingga ke desa-desa. Tak lupa juga menegakkan hukum tindak pidana bila ada pelanggaran dalam kasus kebakaran lahan," katanya.
Disisi lain, nantinya pemkab akan mendorong terbentuknya kelompok tani pengendali api (KTPA) terutama di wilayah plasma perkebunan sehingga bisa mencegah kebakaran hutan lebih awal. Panji juga berharap agar seluruh pihak bisa saling kompak, bahu membahu untuk mencegah karhutla, mengingat luasnya wilayah hutan di Melawi dan kondisi personel yang terbatas.
"Camat dan Kades saya minta bisa merespon terkait pengendalian dan sosialisasi terhadap warga kita yang tinggal di sekitar hutan. Masyarakat juga dapat segera melaporkan ke aparat terkait bila melihat hal-hal yang mencurigakan, terutama terkait dengan kebakaran lahan," pesannya.
Terkait pembentukan peleton desa anti karhutla, Kapolres Melawi, AKBP Cornelis M Simanjuntak menerangkan, peleton desa bertugas untuk melakukan patroli siaga mengantisipasi karhutla atau pencegahan agar lahan yang terbakar tidak semakin meluas.
"Dalam peleton ini terdapat 30 orang anggota yang komandannya adalah kepala desa. Di dalam anggotanya terdapat Babinkamtibmas serta Babinsa yang merupakan komandan regu bersama Sekdes," katanya.
Peleton Desa ini, lanjut dia memang diharapkan bisa dilengkapi dengan sarana dan prasarasana pemadam kebakaran. Sehingga memudahkan mereka untuk melakukan penanganan kejadian kebakaran lahan di desa masing-masing.
Usai rakor, dilanjutkan dengan apel siaga Karhutla yang diikuti oleh perwakilan desa, polisi, TNI serta jajaran Pemkab Melawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Dalam rakor sinergisitas Karhutla di kantor Bupati Melawi, juga ditandatangani kesepakatan bersama dan maklumat Kapolres untuk mencegah terjadinya Karhutla di wilayah Melawi.
Bupati Melawi Panji mengungkapkan Pemkab tetap mewaspadai terjadinya kebakaran lahan mengingat adanya perkebunan yang kerap dibuka dengan cara dibakar serta kultur budaya masyarakat yang masih menerapkan ladang berpindah.
"Kebakaran lahan dan hutan sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia. Karena itu kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan harus terus dilakukan. Suka tidak suka pola hidup kita harus diubah dan masyarakat harusnya paham kenapa muncul aturan pelarangan pembakaran lahan," katanya.
Dikatakan Panji, musim kemarau 2016 akan dimulai pada Mei dan Juni, sementara di beberapa daerah bisa saja kemarau datang lebih awal. Oleh karena itu, pemerintah dan para pelaku usaha harus melakukan kesiagaan karhutla agar kasus kebakaran lahan tidak lagi terjadi pada tahun ini.
"Nantinya kita akan mengupayakan pengalokasian anggaran pengendalian pra dan pasca kebakaran lahan, serta melakukan sosialisasi pencegahan karhutla hingga ke desa-desa. Tak lupa juga menegakkan hukum tindak pidana bila ada pelanggaran dalam kasus kebakaran lahan," katanya.
Disisi lain, nantinya pemkab akan mendorong terbentuknya kelompok tani pengendali api (KTPA) terutama di wilayah plasma perkebunan sehingga bisa mencegah kebakaran hutan lebih awal. Panji juga berharap agar seluruh pihak bisa saling kompak, bahu membahu untuk mencegah karhutla, mengingat luasnya wilayah hutan di Melawi dan kondisi personel yang terbatas.
"Camat dan Kades saya minta bisa merespon terkait pengendalian dan sosialisasi terhadap warga kita yang tinggal di sekitar hutan. Masyarakat juga dapat segera melaporkan ke aparat terkait bila melihat hal-hal yang mencurigakan, terutama terkait dengan kebakaran lahan," pesannya.
Terkait pembentukan peleton desa anti karhutla, Kapolres Melawi, AKBP Cornelis M Simanjuntak menerangkan, peleton desa bertugas untuk melakukan patroli siaga mengantisipasi karhutla atau pencegahan agar lahan yang terbakar tidak semakin meluas.
"Dalam peleton ini terdapat 30 orang anggota yang komandannya adalah kepala desa. Di dalam anggotanya terdapat Babinkamtibmas serta Babinsa yang merupakan komandan regu bersama Sekdes," katanya.
Peleton Desa ini, lanjut dia memang diharapkan bisa dilengkapi dengan sarana dan prasarasana pemadam kebakaran. Sehingga memudahkan mereka untuk melakukan penanganan kejadian kebakaran lahan di desa masing-masing.
Usai rakor, dilanjutkan dengan apel siaga Karhutla yang diikuti oleh perwakilan desa, polisi, TNI serta jajaran Pemkab Melawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016