Pontianak  (Antara Kalbar) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat dan Tim pemantauan dan pengendalian inflasi daerah (TPID) setempat saat ini sudah mempersiapkan sejumlah strategi khusus untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bahan pokok menjelang Ramadan.

"Strategi itu di antaranya mengatur jadwal tanam untuk tanaman hortikultura seperti sawi, bawang merah, cabai dan beberapa tanaman lainnya. Dengan mengatur jadwal tanam, maka diharapkan tanaman bisa panen menjelang Ramadan atau Lebaran," kata Kepala Kantor Bank Indonesia wilayah Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto di Pontianak, Selasa.

Dwi mengatakan, terkait strategi yang dipersiapkan diakuinya memang berisiko, terutama terhadap serangan hama. Akan tetapi terangnya dinas terkait sudah siap mengantisipasinya.

Disampaikanya pula strategi lainnya diambil yakni melibatkan petani padi dalam operasi pasar yang digelar pemerintah.

Bank Indonesia sendiri katanya akan bekerjasama dengan dinas terkait untuk menyediakan lapak agar petani bisa memajang hasil sawahnya saat operasi pasar baik disaat ramadan maupun lebaran mendatang.

"Untuk operasi pasar tentunya dipilih petani yang surplus. Petani, akan diberikan lapak atau tempat di daerah yang permintaan besar sehingga bisa memotong jalur distribusi, akan tetapi ada juga komoditas lain yang akan difasilitasi dengan dinas terkait," tuturnya.

Dipilihnya beras tutur Dwi, karena melihat komoditas itu memiliki bobot terbesar dalam menyumbang inflasi.

Saat ini katanya berdasarkan informasi dari bulog, stok beras masih aman untuk enam bulan ke depan. Ditambah lagi produksi padi bersumber dari metode penanaman hazton.

"Dengan konsep Hazton kami sangat yakin stok aman. Begitu juga untuk daerah," katanya.

(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016