Pontianak (Antara Kalbar) - Indeks harga Saham Gabungan pada Rabu diperkirakan masih melanjutkan pelemahan menyusul jatuhnya Dow Jones sebesar 1,02 persen dan EIDO 1,3 persen. Namun saham berbasis energi dan logam diperkirakan menguat terbatas menyusul naiknya harga minyak 0,88 persen, emas 0,38 persen, timah 0,33 persen dan nikel 0,86 persen di tengah berlanjutnya asing melepas kepemilikan.
   
Dari Amerika Serikat, data produksi industri naik 0,7 persen, begitu juga indeks biaya hidup pada April naik 0,4 persen ini menjadi yang terbesar dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, indikator naiknya Capacity Utilization di level 75,4 membuka peluang naiknya laporan keuangan federal hingga akhir tahun 2016.
   
Sementara dalam negeri, erkembangan emiten terbaru diambil dari PT Pakuwon Jati (PWON) yang sepanjang Q1/2016 membukukan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 65,30 persen (YoY) menjadi Rp543,22 miliar yang didapat dari adanya laba selisih kurs sebesar Rp85,45 miliar. Sementara penjualan Q1/2016 naik 6,9 persen (YoY) menjadi Rp1,24 triliun.
   
Berikut saham yang disarankan untuk dibeli yakni ADHI (Adhi Karya), UNVR (Unilever), BSDE (Bumi Serpong Damai), JPFA (Japfa Fomfeed Indonesia Tbk), GGRM (Gudang Garam), ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) AKRA (AKR Corporindo) dan ASII (Astra International).
   
Sedangkan untuk beli saat harga terendah, seperti TLKM (Telkom), SMGR (Semen Indonesia), UNTR (United Tractor), BBRI (Bank BRI), INTP (Indocement Tunggal Prakarsa), JSMR (Jasa Marga), CTRA (Ciputra Development), Bank BTN (Bank BTN), BBNI (Bank BNI) dan TOTL (Total Bangun Persada).
  
Sementara untuk Sell on Strenght atau kondisi jual saham pada saat harga sudah resisten dan cenderung turun, ada di Waskita Karya (WSKT).

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016