Pontianak (Antara Kalbar) - Rektor Universitas Tanjungpura Thamrin Usman menyatakan, PLN atau pemerintah seharusnya tidak perlu membeli listrik dari negara tetangga Malaysia untuk mengatasi krisis energi listrik di Kalimantan Barat.

"Sebenarnya bukan listrik tidak cukup melainkan tata kelolanya yang belum baik, sehingga disusun lagi secara sederhana, contohnya di Bengkayang ada air terjun yang dapat dijadikan energi pembangkit listrik," kata Thamrin Usman di Pontianak, Kamis.

Selain itu, untuk di Kabupaten Melawi ada kandungan uranium, kemudian di pedalaman Kapuas Hulu ada batu bara, sehingga dengan potensi itu harusnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan dalam mengatasi masalah listrik di Kalbar.

"Mengapa kita tidak mengelola potensi yang ada itu untuk dijadikan energi pembangkit listrik untuk mengatasi krisis listrik yang ada di Kalbar," ujarnya.

Sebelumnya, warga Kota Pontianak dan sekitarnya mulai menikmati dampak pembelian listrik dari pihak Malaysia secara luas seiring realisasi pembelian berskala besar terhitung mulai 20 Februari 2016.

Pembelian energi listrik dari Malaysia itu untuk kontrak lima tahun ke depan sebesar 50 MW dengan batas ring 5 MW, jadi 55 MW.

Pembelian energi listrik dari Malaysia ini tentunya berdampak positif bagi pasokan energi listrik untuk sistem Khatulistiwa, yaitu untuk Kota Pontianak, Kota Singkawang, Sambas hingga ke Bengkayang.

"Dan ke depannya, akan direncanakan untuk pembangunan transisi sehingga bisa terinterkoneksi tidak hanya di sistem Khatulistiwa saja, mungkin bisa terinterkoneksi sampai ke Kabupaten Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu," kata Bidang Hukum dan Komunikasi PLN Wilayah Kalbar, Hendra.

Dia menjelaskan, dapat dirasakan bersama, bahwa kondisi kelistrikan di sistem Khatulistiwa khusus untuk Kota Pontianak, Singkawang, Pemangkat, Sambas hingga ke Bengkayang itu relatif sudah cukup aman.

"Dimana kita sudah surplus daya, dalam artian daya mampu energi listrik yang dimiliki PLN Wilayah Kalbar itu sudah diatas dari kebutuhan energi listrik," ungkapnya.

Kemudian, bahwa proses pembelian energi listrik dari Malaysia ke Indonesia ini, baru satu-satunya di wilayah Indonesia. Sehingga, bisa menjadi "pilot project" bagi wilayah yang ada di perbatasan.

Tak hanya itu, lanjutnya, gardu induk Bengkayang adalah satu-satunya gardu induk tertinggi di Kalbar, dengan daya 275 kV. Yang posisinya ada di Desa Magmagan Karya, Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang.  

(A057/B012)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016