Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto mengatakan, inflasi yang terjadi di Provinsi Kalbar pada Mei 2016 tercatat 1,45 persen, mengalami peningkatan tajam setelah dalam dua bulan terakhir mengalami deflasi.

"Peningkatan inflasi pada Mei 2016 terjadi pada seluruh komponen pembentuknya dan lebih tinggi dibandingkan dengan historis dalam lima tahun terakhir," kata Dwi di Pontianak, Selasa.

Berdasarkan komponen pembentuk inflasi, lanjutnya, peningkatan tekanan inflasi terutama terjadi pada kelompok komoditas "administered prices and volatile food". Tekanan inflasi pada Mei 2016 terutama dipicu oleh peningkatan tarif angkutan udara yang kembali mengalami peningkatan seiring dengan libur panjang akhir pekan yang terjadi pada awal Mei 2016.

"Kelompok `administered prices` mengalami peningkatan tajam pada Mei 2016, setelah secara per sistem sejak awal tahun 2016 terpantau mengalami deflasi," tuturnya.

Tingginya permintaan terhadap moda transportasi angkutan udara seiring dengan libur panjang yang berlangsung pada awal Mei telah menyebabkan tarif tiket angkutan udara kembali mengalami peningkatan tajam dan menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada periode Mei 2016.

Inflasi kelompok administered prices pada bulan Mei tercatat sebesar 3,22 persen (mtm), relatif lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi rata-rata historis dalam lima tahun terakhir (2011-2015) yaitu sebesar 1,03 persen (mtm).

"Sementara itu, kelompok komoditas `volatile food` mengalami peningkatan pada Mei, utamanya dipicu oleh kenaikan komoditas pangan utama. Peningkatan harga terutama terjadi pada komoditas sayur-sayuran dan buah, di antaranya komoditas sawi hijau, wortel, dan jeruk serta komoditas udang basah dan telur ayam ras," katanya.

Selain disebabkan oleh meningkatnya tekanan permintaan menjelang Bulan Ramadhan, terdapatnya gangguan pengiriman logistik via laut untuk beberapa komoditas pangan yang didatangkan dari wilayah luar Kalbar, turut pula menyebabkan peningkatan harga yang terjadi pada komoditas tersebut.

Sejalan dengan peningkatan pada dua kelompok komoditas inflasi, inflasi kelompok inti pada bulan Mei mengalami peningkatan. Kelompok inflasi inti tercatat sebesar 0,44 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan realisasi inflasi pada bulan sebelumnya (0,21 persen, mtm) serta lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi inti di bulan Mei dalam lima tahun terakhir (2011-2015) yaitu sebesar 0,39 persen (mtm).

"Peningkatan pada kelompok inflasi inti pada Mei 2016 secara utama didorong oleh peningkatan harga yang terjadi pada komoditas es.," kata Dwi

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016