Sambas (Antara Kalbar) - Bank Indonesia Kalimantan Barat menyiapkan uang tunai sebesar Rp2,1 triliun untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan dan Lebaran tahun 2016 ini.
"Persediaan uang tunai ini dari tahun sebelumnya meningkat. Tahun ini lebih banyak Rp400 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,7 triliun," ujar Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Kalbar Dwi Suslamanto, di sela meninjau kas keliling BI, di Paloh, Sambas.
Dwi menjelaskan penyediaan uang tunai tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan kas titipan di bank pembangunan daerah Bank Kalbar yang berada di Singkawang, Sintang, dan Ketapang.
"Kehadiran kas titipan ini sebagai perpanjangan tangan BI untuk menjalankan tugasnya, yaitu distribusi uang ke bank-bank. Rencana kami tahun ini akan menambah satu lagi kas titipan yaitu di Kapuas Hulu," katanya lagi.
Dia menegaskan, penyediaan uang tunai tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan di kas titipan, juga untuk ketersediaan gaji ke-13 dan 14 bagi PNS, TNI, dan Polri.
Dwi mengatakan pula, untuk menjamin sistem pembayaran agar aman dan lancar saat Ramadan dan Lebaran 2016 ini, pihaknya membuka kas keliling di pusat bisnis dengan penggunaan uang tunai tinggi, wilayah perbatasan, pedalaman dan kepulauan.
"Selain itu, kami mendorong penggunaan transaksi non tunai di perkotaan. Kemudian juga mengintensifkan sosialisasi cikur dan penanganan uang palsu dengan pihak kepolisian," katanya lagi.
Pada kesempatan itu juga, Dwi berharap kebutuhan uang tunai perlahan bisa digantikan dengan transaksi uang non tunai dengan menggandeng komunitas kluster ekonomi, seperti petani dan pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
"Untuk pengembangan transaksi non tunai harus didukung oleh infrastruktur telekomunikasi yang memadai, sehingga masyarakat yang berada di kawasan terpencil dan terlampau jauh jaraknya oleh kendaraan transportasi darat, bisa memanfaatkan akses telekomunikasi sebagai transaksi itu," kata Dwi lagi.
Menurut Dwi, berdasarkan penelitian pihaknya terdapat dua kabupaten, yakni Kubu Raya dan Sambas yan perlu diperbanyak agen Layanan Keuangan Digital (LKD) dan bank-bank seperti BRI dan BPD Kalbar menggandeng LKD untuk membiasakan transaksi non tunai tersebut.
(U.KR-DDI/B014)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Persediaan uang tunai ini dari tahun sebelumnya meningkat. Tahun ini lebih banyak Rp400 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,7 triliun," ujar Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Kalbar Dwi Suslamanto, di sela meninjau kas keliling BI, di Paloh, Sambas.
Dwi menjelaskan penyediaan uang tunai tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan kas titipan di bank pembangunan daerah Bank Kalbar yang berada di Singkawang, Sintang, dan Ketapang.
"Kehadiran kas titipan ini sebagai perpanjangan tangan BI untuk menjalankan tugasnya, yaitu distribusi uang ke bank-bank. Rencana kami tahun ini akan menambah satu lagi kas titipan yaitu di Kapuas Hulu," katanya lagi.
Dia menegaskan, penyediaan uang tunai tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan di kas titipan, juga untuk ketersediaan gaji ke-13 dan 14 bagi PNS, TNI, dan Polri.
Dwi mengatakan pula, untuk menjamin sistem pembayaran agar aman dan lancar saat Ramadan dan Lebaran 2016 ini, pihaknya membuka kas keliling di pusat bisnis dengan penggunaan uang tunai tinggi, wilayah perbatasan, pedalaman dan kepulauan.
"Selain itu, kami mendorong penggunaan transaksi non tunai di perkotaan. Kemudian juga mengintensifkan sosialisasi cikur dan penanganan uang palsu dengan pihak kepolisian," katanya lagi.
Pada kesempatan itu juga, Dwi berharap kebutuhan uang tunai perlahan bisa digantikan dengan transaksi uang non tunai dengan menggandeng komunitas kluster ekonomi, seperti petani dan pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
"Untuk pengembangan transaksi non tunai harus didukung oleh infrastruktur telekomunikasi yang memadai, sehingga masyarakat yang berada di kawasan terpencil dan terlampau jauh jaraknya oleh kendaraan transportasi darat, bisa memanfaatkan akses telekomunikasi sebagai transaksi itu," kata Dwi lagi.
Menurut Dwi, berdasarkan penelitian pihaknya terdapat dua kabupaten, yakni Kubu Raya dan Sambas yan perlu diperbanyak agen Layanan Keuangan Digital (LKD) dan bank-bank seperti BRI dan BPD Kalbar menggandeng LKD untuk membiasakan transaksi non tunai tersebut.
(U.KR-DDI/B014)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016