Puring Kencana, Kalbar  (Antara Kalbar) - Masyarakat di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Kecamatan Puring Kencana, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, kini tengah mengembangkan perkebunan sahang atau lada.
  
Camat Puring Kencana Herkulanus Albinus di Puring Kencana, Minggu mengungkapkan, di wilayah itu memang memiliki potensi luar biasa untuk kebun lada dan hampir setiap Kepala Keluarga (KK) memiliki minimal 50 batang tanaman lada.

"Masyarakat disini sudah mulai mengembangkan kebun lada secara mandiri, dan hasilnya dijual ke negara tetangga Malaysia," kata Albinus.

Menurutnya, harga lada berkisar Rp80 ribu hingga Rp100 ribu perkilogram. Sedangkan untuk menjual ke Malaysia sejumlah masyarakat masih menggunakan akses jalan tikus yang sejak dulu memang digunakan masyarakat keluar masuk Malaysia.

Selain lada, kata Albinus masyarakat Puring Kencana juga menanam jahe, yang juga dijual ke Malaysia dengan harga yang cukup menjanjikan.

"Jadi saat ini perekonomian masyarakat ditopang oleh hasil kebun seperti lada dan jahe," ungkap dia.

Sementara untuk perkebunan kelapa sawit di Puring Kencana juga sudah beroperasi, sebagian masyarakat menjadi buruh di perusahaan setempat. "Perkebunan kelapa sawit memang sudah ada, namun masyarakat sudah mulai mengembangkan kebun lada," kata Albinus.

Albinus melanjutkan, potensi kebun lada itu perlu mendapat perhatian dari Pemerintah, baik daerah, provinsi maupun pemerintah pusat. Misalnya pembinaan kepada petani sahang, bila perlu masyarakat dibantu mengembangkan kebun tersebut.

"Saya yakin jika ada perhatian Pemerintah untuk potensi sahang itu, bukan hanya di Malaysia saja mungkin di dalam negeri sendiri harga lada tersebut juga mahal, dan pajak hasil penjualan tersebut bisa menambah pendapatan daerah," tutur Albinus.

Sementara itu, Yanto warga Puring Kencana menuturkan selama ini dirinya bersama masyarakat lain berkebun secara mandiri. Kebun lada tersebut pernah juga dikembangkan masyarakat setelah maraknya illegal logging di daerah perbatasan beberapa tahun lalu.

"Seharusnya yang harus dikembangkan di Puring Kencana ini perkebunan lada, bukan kelapa sawit. Saya rasa itu cocok,atau jika memang mau kedua perkebunan tersebut sama - sama dikembangkan," ujarnya.

Menurut Yanto, saat ini masyarakat tidak dapat mengandalkan hasil dari karet karena harganya yang sudah anjlok, ataupun kebun sawit.

Meskipun harga lada juga pernah turun namun cukup menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat perbatasan.

"Biasa harga lada itu bisa mencapai seratus ribu rupiah lebih perkilogramnya, karena selain harganya cukup mahal, nilai tukaran ringgit ke rupiah masih cukup tinggi," ungkap Yanto.

Dirinya berharap pemerintah dapat memperhatikan potensi perkebunan lada miliki masyarakat, dengan harapan kedepan ada campur tangan pemerintah dalam melakukan pembinaan serta membantu masyarakat mengembangkan potensi yang ada.

Pewarta: Timotius

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016