Puring Kencana (Antara Kalbar) - Warga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Puring Kencana, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, lebih banyak menggunakan uang ringgit dibandingkan uang rupiah, kata Camat Puring Kencana, Herkulanus Albinus.

"Kehidupan ekonomi masyarakat perbatasan masih tergantung dengan Negara Malaysia, rata-rata hasil pertanian dan perkebunan masyakarat setempat dijual ke Malaysia," kata Albinus di Puring Kencana, Senin.

Dia mengatakan, uang ringgit diperoleh dari menjual hasil pertanian seperti jahe dan lada, namun di wilayah Puring Kencana ringgit juga sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berbelanja di toko setempat.

Albinus mengatakan, masyarakat perbatasan lebih memilih menggunakan uang ringgit karena memang nilai tukar ringgit ke uang rupiah cukup tinggi berkisar Rp3.200. Sehingga rata-rata hasil pertanian dan perkebunan masyarakat dijual ke Malaysia.

Ia mengungkapkan untuk saat ini masyarakat di Puring Kencana sedang mengembangkan perkebunan lada atau sahang yang hasilnya kemudian dijual ke Malaysia.

Masyarakat perbatasan masih ada hubungan emosional dengan masyarakat negara tetangga, bahkan masih ada ikatan keluarga, sehingga kata Albinus, tidak heran hampir setiap hari atau seminggu sekali mereka saling mengunjungi.

"Satu yang menjadi kebanggaan kita, meskipun jalan masih rusak, kehidupan masyarakat masih ketergantungan dengan Malaysia. Namun jiwa nasionalisme dan patriotisme masyarakat perbatasan cukup tinggi," kata Albinus.  

(KR-TFT/N005)

Pewarta: Timotius

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016