Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Gardji Tarbudi mengatakan saat ini ketahanan pangan nasional mendapat dukungan yang kuat dengan semakin banyak daerah yang memandirikan ketahanan pangannya, baik itu secara regional maupun provinsi.
"Kita harapkan setiap daerah di Kalbar bisa terus berlomba-lomba memperkuat ketahanan pangannya karena kita melihat provinsi ini memiliki sumber pangan yang potensial untuk dikonsumsi masyarakat," kata Gardji saat melakukan kunjungan kerja di Pontianak, Rabu.
Untuk mendukung hal tersebut, lanjutnya, pemerintah pusat terus fokus mengembangkan komoditas pangan utama. Dan itu dilakukan dalam satu tahun terakhir ini, baik untuk komoditas itu seperti jagung dan padi.
Meski demikian, Gardji memastikan pemerintah tetap memberikan perhatiannya pada tanaman pangan lainnya. Seperti sayuran dan buah yang saat ini jumlah produksinya meningkat.
Hanya saja dia menilai pangan pokok menjadi masalah utama yang harus dituntaskan pemerintah guna mengejar ketahanan pangan.
"Jika bisa mengatasi masalah tanaman pokok maka ini menjadi modal yang kuat untuk ketahanan pangan," ujarnya.
Untuk mencapai itu, lanjutnya, pemerintah mau menanam investasi dengan nilai besar. Penanaman investasi itu tidak hanya pada pangan, tapi pada komponen lainnya.
Menurut dia, irigasi juga menjadi komponen penting yang harus terus upgrade untuk memperoleh hasil produksi yang baik. Dan dia menilai dampak yang dirasakan dari investasi ini tidak hanya satu tahun ke depan.
"Justru efek itu baru bisa dirasakan dalam beberapa tahun kemudian. Jika tahun pertama sudah benar-benar terasa manfaatnya, bagaimana jika investasi itu sudah berjalan lima tahun, sehingga Jadi harus ada prioritas utamanya," katanya.
Untuk Pemprov Kalbar, dirinya menyarankan agar bisa mengembangkan potensi perikanan untuk mendukung ketahanan pangan tersebut.
Gardji mencontohkan, sumber pangan yang mengandung nilai gizi protein yang tinggi cukup besar di Kalbar yang bisa didapat dari sektor perikanan.
Menurutnya lagi, sumber pangan itu tidak hanya bergantung dari daging sapi dan ayam saja. Sebagai daerah yang memiliki sungai terpanjang, Kalimantan Barat memiliki ikan sebagai sumber pangan yang mengandung protein yang tinggi.
"Disinikan banyak sungai, jadi kebutuhan protein tidak hanya dari sapi, kambing tapi bisa juga dari ikan," ujarnya.
Selain ikan, menurutnya masih banyak ternak lain yang bisa dikembangkan sebagai sumber protein yang dibutuhkan masyarakat. Apalagi dia melihat masih banyak sumber pangan di Kalbar yang masih bisa dieksplorasi.
Dan dia menilai pengembangan itu bisa saja dilakukan selama tidak melanggar etika dan agama di suatu wilayah.
"Di Jawa misalnya, ada yang makan belut dan belalang. Dan itu sumber protein yang perlu dieksplor, karena bagi saya tidak masalah selama tidak menabrak etika dan agama, di suatu tempat," tuturnya.
(KR-RDO/F003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Kita harapkan setiap daerah di Kalbar bisa terus berlomba-lomba memperkuat ketahanan pangannya karena kita melihat provinsi ini memiliki sumber pangan yang potensial untuk dikonsumsi masyarakat," kata Gardji saat melakukan kunjungan kerja di Pontianak, Rabu.
Untuk mendukung hal tersebut, lanjutnya, pemerintah pusat terus fokus mengembangkan komoditas pangan utama. Dan itu dilakukan dalam satu tahun terakhir ini, baik untuk komoditas itu seperti jagung dan padi.
Meski demikian, Gardji memastikan pemerintah tetap memberikan perhatiannya pada tanaman pangan lainnya. Seperti sayuran dan buah yang saat ini jumlah produksinya meningkat.
Hanya saja dia menilai pangan pokok menjadi masalah utama yang harus dituntaskan pemerintah guna mengejar ketahanan pangan.
"Jika bisa mengatasi masalah tanaman pokok maka ini menjadi modal yang kuat untuk ketahanan pangan," ujarnya.
Untuk mencapai itu, lanjutnya, pemerintah mau menanam investasi dengan nilai besar. Penanaman investasi itu tidak hanya pada pangan, tapi pada komponen lainnya.
Menurut dia, irigasi juga menjadi komponen penting yang harus terus upgrade untuk memperoleh hasil produksi yang baik. Dan dia menilai dampak yang dirasakan dari investasi ini tidak hanya satu tahun ke depan.
"Justru efek itu baru bisa dirasakan dalam beberapa tahun kemudian. Jika tahun pertama sudah benar-benar terasa manfaatnya, bagaimana jika investasi itu sudah berjalan lima tahun, sehingga Jadi harus ada prioritas utamanya," katanya.
Untuk Pemprov Kalbar, dirinya menyarankan agar bisa mengembangkan potensi perikanan untuk mendukung ketahanan pangan tersebut.
Gardji mencontohkan, sumber pangan yang mengandung nilai gizi protein yang tinggi cukup besar di Kalbar yang bisa didapat dari sektor perikanan.
Menurutnya lagi, sumber pangan itu tidak hanya bergantung dari daging sapi dan ayam saja. Sebagai daerah yang memiliki sungai terpanjang, Kalimantan Barat memiliki ikan sebagai sumber pangan yang mengandung protein yang tinggi.
"Disinikan banyak sungai, jadi kebutuhan protein tidak hanya dari sapi, kambing tapi bisa juga dari ikan," ujarnya.
Selain ikan, menurutnya masih banyak ternak lain yang bisa dikembangkan sebagai sumber protein yang dibutuhkan masyarakat. Apalagi dia melihat masih banyak sumber pangan di Kalbar yang masih bisa dieksplorasi.
Dan dia menilai pengembangan itu bisa saja dilakukan selama tidak melanggar etika dan agama di suatu wilayah.
"Di Jawa misalnya, ada yang makan belut dan belalang. Dan itu sumber protein yang perlu dieksplor, karena bagi saya tidak masalah selama tidak menabrak etika dan agama, di suatu tempat," tuturnya.
(KR-RDO/F003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016