Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Oedang atau akrab disapa OSO melakukan penyerapan aspirasi terhadap masyarakat Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Kegiatan ini merupakan satu bagian dari reses yang ia dilakukan di Kalbar untuk menyerap aspirasi," ujarnya di Sambas, Jumat.

Di Kabupaten Sambas senator asal daerah pemilihan Kalbar ini sebelum menggelar reses di Aula Utama Kantor Bupati Sambas terlebih dahulu, ia melakukan peninjauan ke sejumlah tempat seperti Institut agama Islam Swasta (IAIS) Sultan M Safiudin Sambas, pasar tradisional Sambas, Istana Alwadzikoebillah serta galeri UMKM kabupaten Sambas yang terdapat di gedung dewan kerajinan nasional daerah (Dekranasda) kabupaten Sambas.

Di Galeri UMKM Dekranasda, OSO melihat langsung proses pembuatan kain tenun Sambas. Ia bahkan sempat berdialog dengan penenun yang diberdayakan, oleh Dekranasda kabupaten Sambas.

Ia kepada penenun di galeri Dekranasda Sambas menanyakan langsung harga kain tenun Sambas yang dijual oleh penenun kepada pembeli. Oso juga menanyakan, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan satu helai kain tenun Sambas oleh penenun.

Harga kain tenun menurut penenun dijual dengan harga bervariasi, sementara waktu yang diperlukan untuk satu helai kain tenun diperlukan waktu dua minggu hingga mencapai dua bulan serta sesuai dengan jenis dan motif dari kain tenun.

Karena sulitnya membuat satu helai kain tenun, harga jual kain tenun Sambas juga harus bisa lebih tinggi dari saat ini.

Di galeri UMKM Dekranasda, tokoh nasional asal Kalbar ini juga melakukan pembelian beberapa helai kain tenun Sambas dengan nilai mencapai Rp34 juta.

Sementara terkait motif kain tenun Sambas yang sudah diduplikat ia mengatatakan diperlukan mesin pencetak agar tidak lagi mencetak kain bermotif kain tenun Sambas keluar Kalbar.

"Harus ada mesin juga agar dapat membuat lebih banyak duplikat dari motif kain tenun Sambas yang dapat dihasilkan," ujar Oso.



(U.KR-DDI?E001)

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016