Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Manggala Agni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Sahat Irawan Malik mengatakan rata-rata penyebab kebakaran hutan dan lahan di Kalbar karena ulah manusia, baik yang disengaja maupun tidak.
"Penyebab Karhutla di Kalbar rata-rata bersumber dari pembakaran lahan yang dilakukan oleh oknum masyarakat dan perkebunan, lalu meluas hingga terjadi Karhutla," kata Sahat Irawan Malik di Pontianak, Rabu.
Sehingga menurut dia, harus dibedakan juga sudut pandangnya antara kebakaran dan pembakaran, karena cenderung ada hubungannya dengan aktivitas pengolahan lahan, baik dilakukan oleh oknum masyarakat maupun pihak perkebunan.
"Di lapangan banyak ditemukan Karhutla berawal dengan pembakaran lahan, akhirnya menyebar tidak terkendali, sehingga terjadilah kebakaran hutan dan lahan itu," ungkapnya.
Terkait penanganan masalah Karhutla tersebut, menurut dia, pihaknya sudah ada prosedur tetap (Protap) standar yang diperintahkan oleh kepala BKSDA Kalbar. "Semua tim Manggala Agni selalu siap dan patroli pencegahan secara rutin dalam melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran," katanya.
Selain secara mandiri, tim Manggala Agni juga melibatkan Kantibmas, Babinsa, aparat desa, serta tokoh-tokoh masyarakat untuk melakukan patroli bersama dalam mencegah dan memadamkan Karhutla.
BKSDA Kalbar, mencatat sejak Januari hingga Agustus 2016, sebanyak 122 titik api yang terpantau di kabupaten/kota Kalbar.
"Untuk bulan Agustus ini saja, terhitung dari tanggal satu hingga sembilan Agustus, tercatat sudah terpantau 68 titik api di Kalbar," kata Sahat.
Tercatat sepanjang Januari hingga Februari terpantau dua titik, kemudian Maret terpantau enam titik api, April satu titik api, Mei tujuh titik api, Juni 11 titik api, Juli 25 titik api yang terdeteksi.
Kemudian berdasarkan daerah, pada tahun 2016, yang mendominasi pada sebaran titik api adalah lima kabupaten, yakni tertinggi di Kabupaten Sanggau sebanyak 33 titik api, Landak 19 titik api, Sintang 13 titik api, Sambas 12 titik api, dan Ketapang sebanyak 10 titik api.
"Tetapi kalau dibanding tahun lalu, pada periode yang sama, secara umum titik api yang terpantau di Kalbar mengalami penurunan, yakni sebanyak 122 titik api di tahun 2016, sementara periode yang sama tahun 2015 terpantau sebanyak 644 titik," katanya.

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016