Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Mempawah berkomitmen untuk terus menata daerah itu menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Kalimantan Barat dan menjadi daerah industri.

"Harus kita sadari bersama bahwa Mempawah sebenarnya memiliki banyak potensi wisata. Salah satunya adalah `Mempawah Mangrove Park` yang kita resmikan hari ini," kata Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramlan, di Mempawah, Selasa.

Untuk mendukung program pariwisata di Mempawah, pihaknya saat ini juga terus berbenah menata tampilan kota agar menjadi lebih menarik. Salah satunya adalah pembangunan tangga 1000 yang akan dibangun di dekat pintu gerbang masuk Mempawah.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penataan kembali beberapa kawasan wisata yang sudah ada seperti wisata religi makam Opu Daeng Manambon, Ancol Mempawah, serta beberapa lokasi wisata lainnya.

"Untuk mewujudkan hal itu, kita tentu tidak bisa sendiri. Perlu kerja sama dari semua lapisan masyarakat dan `stakeholder` pemerintahan lainnya," tuturnya.

Terkait keterlibatan Bank Indonesia dalam penataan Mempawah Mangrove Park, mewakili Pemkab Mempawah, Gusti menyampaikan ucapan terima kasihnya.

"Dengan keterlibatan BI tentu menjadi pemecut semangat bagi kita untuk menjadikan MMP ini sebagai salah satu tujuan wisata baru. Makanya kita berterima kasih kepada BI yang telah berpartisipasi dalam mewujudkannya," kata dia.

Untuk mendukung keberadaan MMP, Gusti langsung memerintahkan beberapa dinas terkait untuk membantu penataan lokasi.

"Saya meminta Dinas PU untuk menata kawasan masuk dan area parkir menuju lokasi wisata ini. Kemudian Dinas Pariwista juga harus bisa mengemas ini menjadi lebih menarik dan Bappeda saya harap bisa membuat perencanaan yang lebih baik ke depan dalam penataannya," kata Gusti.

Pembangunan MMP yang digagas oleh Mempawah Mangrove Conservation (MMC) itu sudah dilakukan sejak akhir April lalu. Melalui program sosial Bank Indonesia (PSBI), MMC berhasil menggarap lahan di pinggir Pantai Desa Pasir untuk disulap menjadi wisata alam berbasis hutan mangrove.

Para pengunjung pun dapat menikmati sejumlah fasilitas yang telah dibangun. Seperti, rumah mangrove yang menyediakan beragam informasi seputar mangrove, "track" sepanjang 300 meter, toilet, tempat permainan anak dan delapan unit kano yang dapat digunakan pengunjung menyusuri pinggiran pantai hutan mangrove.

MMP yang mengusung tema wisata alam berbasis hutan mangrove itu tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam dan kesegaran udara di tengah rimbunan hutan mangrove saja, lebih dari itu, pengunjung dapat mengakses informasi seputar tanaman mangrove.

Termasuk upaya konservasi tanaman mangrove yang telah dilakukan MMC sejak beberapa tahun silam. "Track" yang dibuat dari kayu dan bambu menjadi sarana bagi pengunjung untuk menyusuri kawasan hutan mangrove.

Bahkan, pada bagian ujung pantai telah dibangun "steigher" mini untuk para pengunjung menikmati keindahan Pulau Penibung dan "sunset" di sore hari.

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto menambahkan pihaknya juga mendukung terwujudnya lokasi wisata lingkungan itu.

"Mungkin banyak pihak yang bertanya-tanya mengapa BI malah ikut ambil bagian dalam pengembangan kawasan mangrove. Hal ini kita lakukan karena kita `concern` dalam mengawal ekonomi yang berkeseimbangan dan berkualitas, salah satunya dengan pengembangan kawasan wisata mangrove ini yang diyakini bisa menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar," kata Dwi.

Dia mengatakan, sebenarnya BI sudah terlibat cukup lama dalam pengembangan kawasan mangrove di kawasan wisata itu dimana beberapa tahun terakhir BI memberikan bantuan bibit mangrove untuk penataan kawasan tersebut.

"Tahun ini, melalui program CSR, kita mencoba mengemas lokasi pengembangan mangrove menjadi lokasi wisata dan diharapkan dapat diolah dengan baik sehingga bisa membangkitkan perekonomian masyarakat," katanya.




(U.KR-RDO/E005) 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016