Sekadau (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Sekadau mendukung komitmen dan upaya Pemprov Kalbar dalam menangani dua kejadian luar biasa yang tengah terjadi yakni rabies dan asap.
Hal itu ditunjukkan Wakil Bupati Sekadau Aloysius, SH, MSi bersama Ketua DPRD Albertus Pinus, S. Sos.,MH, Ketua TP PKK Kab Sekadau Ny Cristina Rupinus, S.Pd.,M.Si dan Kepala SKPD terkait dalam Rakor Penanggulangan Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan serta Pengendalian Tanggap Darurat Kejadian Luar Biasa ( KLB ) Rabies di Kalimantan Barat yang dilaksanakan di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat Kamis lalu.
Gubernur Cornelis dalam sambutannya mengatakan saat ini ada dua kejadian luar biasa yang sedang melanda.
Pertama rabies dan yang ke kedua asap. Untuk itu gubernur meminta kepada para kepala daerah dalam hal ini Bupati/Walikota bertanggung jawab dan serius menangani permasalahan Karhutla dan Rabies yang terjadi di daerah masing-masing terutama masalah rabies.
Berdasarkan informasi yang didapat saat ini permasalahan rabies telah terjadi di 8 kabupaten yang ada di Kalbar dengan korban gigitan sampai saat ini berjumlah 876 orang.
Untuk itu perlu adanya kordinasi aktif antara dinas-dinas yang menangani permasalahan rabies terkait ketersediaan vaksin dan penanganan korban yang telah terinfeksi rabies agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Sedangkan permasalahan karhutla, harus di waspadai adanya titik-titik api di daerah-daerah yang mempunyai cakupan lahan gambut yang cukup besar karena jika terjadi kebakaran di lahan gambut akan sangat sulit untuk di padamkan dan akan menimbulkan asap yang berkepanjangan.
Sedangkan titik-titik api yang terjadi di daerah perhuluan berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa bukan berasal dari kebakaran hutan/kebun melainkan pembakaran ladang masyarakat yang luasnya tidak lebih dari satu hektare yang diperuntukan untuk tanam padi/lada dan sistem pembakarannya juga dijaga/tidak bakar tinggal.
Gubernur juga mengharapkan masukan dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam menghadapi permasalahan karhutla dan kejadian luar biasa rabies.
Dari pemerintah pusat melalui perwakilan lima kementrian RI yang hadir dalam rakor tesebut.
Rakor diikuti seluruh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Forkopimda, kepala BPBD, Ketua TP PKK, Ketua DAD, Kepala SKPD terkait karhutla dan rabies se Kalimantan Barat serta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan Dirjen dari 5 Kementrian RI ( Kementrian Koordinator PMK, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Kesehatan, Kementrian Pertanian dan Kementrian LH dan Kehutanan ).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Hal itu ditunjukkan Wakil Bupati Sekadau Aloysius, SH, MSi bersama Ketua DPRD Albertus Pinus, S. Sos.,MH, Ketua TP PKK Kab Sekadau Ny Cristina Rupinus, S.Pd.,M.Si dan Kepala SKPD terkait dalam Rakor Penanggulangan Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan serta Pengendalian Tanggap Darurat Kejadian Luar Biasa ( KLB ) Rabies di Kalimantan Barat yang dilaksanakan di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat Kamis lalu.
Gubernur Cornelis dalam sambutannya mengatakan saat ini ada dua kejadian luar biasa yang sedang melanda.
Pertama rabies dan yang ke kedua asap. Untuk itu gubernur meminta kepada para kepala daerah dalam hal ini Bupati/Walikota bertanggung jawab dan serius menangani permasalahan Karhutla dan Rabies yang terjadi di daerah masing-masing terutama masalah rabies.
Berdasarkan informasi yang didapat saat ini permasalahan rabies telah terjadi di 8 kabupaten yang ada di Kalbar dengan korban gigitan sampai saat ini berjumlah 876 orang.
Untuk itu perlu adanya kordinasi aktif antara dinas-dinas yang menangani permasalahan rabies terkait ketersediaan vaksin dan penanganan korban yang telah terinfeksi rabies agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Sedangkan permasalahan karhutla, harus di waspadai adanya titik-titik api di daerah-daerah yang mempunyai cakupan lahan gambut yang cukup besar karena jika terjadi kebakaran di lahan gambut akan sangat sulit untuk di padamkan dan akan menimbulkan asap yang berkepanjangan.
Sedangkan titik-titik api yang terjadi di daerah perhuluan berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa bukan berasal dari kebakaran hutan/kebun melainkan pembakaran ladang masyarakat yang luasnya tidak lebih dari satu hektare yang diperuntukan untuk tanam padi/lada dan sistem pembakarannya juga dijaga/tidak bakar tinggal.
Gubernur juga mengharapkan masukan dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam menghadapi permasalahan karhutla dan kejadian luar biasa rabies.
Dari pemerintah pusat melalui perwakilan lima kementrian RI yang hadir dalam rakor tesebut.
Rakor diikuti seluruh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Forkopimda, kepala BPBD, Ketua TP PKK, Ketua DAD, Kepala SKPD terkait karhutla dan rabies se Kalimantan Barat serta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan Dirjen dari 5 Kementrian RI ( Kementrian Koordinator PMK, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Kesehatan, Kementrian Pertanian dan Kementrian LH dan Kehutanan ).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016