Bengkayang (Antara Kalbar) - Petani lada di Kabupaten Bengkayang, mengeluhkan komoditas unggulan mereka, lada dalam beberapa waktu belakangan harganya anjlok hingga Rp60 ribu per kilogram.

"Saat ini dalam satu bulan terakhir harga lada di turun Rp60 ribu dari harga sebelumnya Rp180 ribu per kilogram menjadi turun Rp120 ribu per kilogram," ujar satu di antara petani lada di Dusun Ummbo Desa Sahan Kecamatan Seluas, Antonius saat dihubungi di Bengkayang, Minggu.

Antonius mengatakan dengan harga jual komoditas lada turun mendorong ketidaksesuaian dengan biaya produksi perawatan.

"Turunnya harga lada saat ini keuntungan yang di peroleh petani sangat tipis bahkan tidak sebanding dengan biaya pengolahan dan perawatan," tuturnya.

Ia menambahkan harga lada turun maka perekonomian masyarakat ikut turun. Belum lagi ditambah sektor penghasilan lainnya seperti karet yang sejak lama harganya juga jatuh dan kini hanya Rp5 ribu per kilogram.

"Kalau kondisi begini terus menerus maka tidak mampu menunjang kebutuhan hidup sehari-hari belum termasuk biaya serta keperluan anak sekolah," katanya.

Sementara itu, Kepala Dusun Umbo, Roni mengatakan warganya yang berjumlah 93 kepala keluarga masing-masing memiliki lahan perkebunan lada bervariasi di kisaran seperempat hektar hingga satu hektar.

"Mayoritas di kita menanam lada untuk membantu perekonomian kita. Masyarakat di sini mempertahankan pertanian lada dan komitmen menolak adanya perkebunan sawit apa lagi milik perusahaan," kata dia.

 (KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016