Entikong (Antara Kalbar) - Pratu Alex, anggota TNI dari kesatuan Yonif 312/Kala Hitam yang bertugas di perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Barat, menjalani tugas rangkap.
Selain harus menjaga kedaulatan NKRI, ia juga menjadi guru bantu di sana. Sejak pagi dia berjalan kaki kurang lebih 7 kilometer dari Pos TNI di pedalaman Kalbar menuju SDN 1 Senaning Ketungau Hulu.
Sekolah terpencil di daerah perbatasan yang memang masih kekurangan guru dan sarana penunjang.
"Sudah delapan bulan lamanya saya mengajar di SDN 1 Senaning Ketungau Hulu," ujar Alex. Di sana ia mengajar PPKN, Seni, Jasmani, dan Pramuka.
Selama ini, kondisi anak-anak di pedalaman perbatasan memprihatikan. Mereka kesulitan mengejar cita-cita karena sekolah kekurangan guru. Belum lagi fasilitas sekolah yang tak memadai.
Delapan bulan terakhir di SDN 1 Senaning menjadi lebih ceria dengan kehadiran Alex. Prajurit itu mengajar mulai pukul 06.30 WIB sampai 14.00 WIB.
Alex mengatakan, rasa lelahnya berjalan kaki sejauh 7 kilometer sirna ketika melihat senyuman murid-muridnya. Hal itu pula yang membuatnya lebih semangat.
"Mereka adalah semangat saya untuk datang mengajar ke sekolah tersebut. Lelah kaki ini berjalan terobati dengan melihat senyum ikhlas mereka saat saya masuk kelas," ucapnya.
Sementara itu Andreas (10) murid kelas IV mengaku senang diajar oleh TNI. Guru dadakan itu lebih banyak mengajak bermain sambil belajar.
"Kadangkala tegas juga tetapi lebih banyak senyumnya," tuturnya. Agus Hambali kepala SDN 1 Senaning Ketungau Hulu mengaku sangat terbantu oleh TNI.
Selama ini kegiatan pramuka dan olahraga kurang maksimal, menjadi lebih optimal diajarkan oleh Alex anggota Pamtas.
"Jika salah satu guru berhalangan masuk maka guru yang ada akan rangkap mengajar. Sejak ada TNI mengajar tidak ada lagi guru yang rangkap kelas," ujarnya.
Menurut dia, SDN 1 Senaning yang diawakinya itu hanya memiliki  3 guru PNS termasuk kepala sekolah ditambah 4 guru honorer.
Kekurangan guru sudah kerap disampaikan kepada Dinas tetapi sampai saat ini belum juga ada upaya penambahan, beruntung ada TNI yang bersedia mengajar meskipun tidak dibayar sama sekali.
"Sekolah di pedalaman banyak sekali kekurangannya, mulai dari tenaga pendidik, meja dan kursi. Karena itu saya minta pemerintah serius dan fokus meningkatkan mutu pendidikan di perbatasan," beber Agus Hambali.
Diakuinya, meja dan kursi yang kurang layak diperbaiki oleh TNI bersama wali murid. Karena jika menunggu pengadaan mubeler yang baru sudah tentu murid-murid bakal belajar dilantai karena kekurangan meja dan kursi.
Bersyukur juga dengan swadaya untuk memperbaiki meja dan kursi sekarang kekurangan itu sudah bisa dipenuhi meskipun baru sebagian kecil saja.
Terpisah Wadan Pamtas Yonif 312/Kala Hitam Mayor Inf. Catur Irawan mengatakan prihatin melihat kondisi sekolah di pedalaman ditambah banyaknya sekolah yang kekurangan guru, untuk di Senaning ketungau Hulu ada dua SDN yakni di SDN 1 Senaning Ketungau Hulu dan SDN 21 Desa Sungai Pisau Kecamatan Ketungau Hulu.
"Dua anggota yang mengajar itu saya bebaskan dari tuga kegiatan patroli maupun piket, karena mereka difokuskan untuk membantu mengajar mulai dari Senin hingga Sabtu," jelas Catur Irawan.

Pewarta: Agus A

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016