Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Kalimantan Barat Nugroho Henray menilai wacana untuk mencabut kebijakan bebas visa di sejumlah negara tidak selaras dengan upaya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

"Pencabutan bebas visa tentu tidak pas dan tidak selaras dengan program pariwisata. Pemerintah menargetkan 20 juta pengunjung dari luar datang ke Indonesia tahun 2019, maka akan sulit diwujudkan kalau kebijakan itu dicabut," ujarnya di Pontianak, Senin.

Nugroho menjelaskan, bahwa dengan kebijakan bebas visa sekarang dari beberapa negara luar sangat memberikan dampak positif bagi Indonesia dan di daerah yang memiliki potensi wisata.

"Dengan bebas visa kita memiliki nilai kompetitif yang tinggi dibandingkan negara Malaysia dan Thailand. Coba kalau dicabut bebas visa, maka resiko penurunan pengunjung akan ada," tuturnya.

Ia berharap justru apa yang diwacanakan harus sebaliknya yakni memperluas negara bebas visa agar wisatawan mancanegara berbondong - bondong datang ke Indonesia.

"Kita ketahui multi efek dari pariwisata sangat luas dan itu mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata dia.

Terkait peningkatan wisata di Kalbar, Asita dan Pemerintah Daerah Kalbar akan terus meningkatkan sinergi. Asita menurutnya akan terus membuat paket wisata dan pemasaran.

"Sementara kita mengaharapkan Pemda mempromosikan agar potensi wisata yang ada dapat memiliki daya nilai yang tinggi untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kalbar," ujar dia.


Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016