Pontianak  (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengajak masyarakat kota itu mengkampanyekan makan habis atau ketika selesai makan tidak ada sisa nasi satu butir pun di piring makan agar tidak mubazir.

"Berdasarkan data yang pernah saya baca, sisa makanan terbuang jumlahnya bisa mencapai tujuh sampai delapan persen tiap tahunnya," kata Sutarmidji usai membuka Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Kota Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, semestinya orang mengambil makan sesuai kemampuan untuk menghabiskan makanan itu, sehingga tidak terbuang sia-sia dan terkesan mubazir.

"Dalam kearifan lokal saja, juga melarang mensisakan nasi saat makan, yang sudah lama dilakukan oleh orang-orang tua pada zaman dahulu, sehingga patut dikampanyekan lagi makan hingga habis tersebut," ungkapnya.

Menurut dia, sejak dulu, para orang tua, satu butir saja nasi jatuh sudah dimarah, bahkan dibilang nasi itu nangis. Hal-hal seperti itukan bagus, kearifan lokal seperti itu yang harus dilestarikan.

Selain, ada istilah "nasi menangis". Orang tua dulu juga sering mengatakan jika makan tidak habis, ayam di rumah akan mati, katanya.

"Bahkan, untuk adanya nasi adab atau nasi yang telah didoakan, juga tidak boleh disisakan saat dimakan, bahkan untuk tulang ayamnya saja, tak boleh dibuang sembarangan," ujarnya.

Menurut Wali Kota Pontianak, kearifan lokal yang baik seperti itulah, yang mesti dilestarikan oleh para generasi sekarang.

"Sehingga para generasi sekarang, mengetahui akan kebiasaan buruk yang selalu menyisakan makan atau bahkan makan lebih banyak sisa dari dimakannya, yang tidak bertentangan dengan kearifan lokal tersebut," katanya.

(U.A057/Y008)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016