Lebak (Antara Kalbar) - Pengamat pendidikan dari Kabupaten Lebak, Banten, Tuti Tuarsih, mengatakan media sosial bisa merusak tatanan bahasa Indonesia karena tidak mengggunakan ejaan yang disempurnakan (EYD).

"Kami yakin bahasa medsos yang menggunakan bahasa gaul ke depan bisa merusak bahasa Indonesia," kata Tuti Tuarsih di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa.

Menurut dia, perkembangan kemajuan informasi teknologi internet sangat berpengaruh besar terhadap kerusakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Saat ini, katanya, banyak bahasa yang berkembang di kalangan masyarakat melalui SMS, BBM, Facebook, Youtube dan WA memakai bahasa pergaulan.

Tuti mengungkapkan para pengguna medsos ini menggunakan bahasa Indonesia tanpa EYD yang benar, sehingga dijadikan ancaman kerusakan bahasa pemersatu bangsa.

Dia mengatakan nilai bahasa Indonesia menjadikan kebanggaan sebagai pemersatu bangsa telah diperjuangkan oleh para pemuda yang melakukan perjuangan melawan kaum penjajah dari berbagai daerah di Tanah Air dengan satu bahasa adalah bahasa Indonesia guna membangun kekuatan meraih kemerdekaan.

Karena itu, katanya, bangsa Indonesia setiap 28 Oktober selalu merayakan hari sumpah pemuda.

"Kami minta bahasa pemersatu bangsa itu agar digunakan dengan benar sesuai EYD yang berlaku," katanya.

Menurut Tuti, pihaknya prihatin berkembangnya bahasa medsos dengan menggunakan bahasa pergaulan yang bisa merusak tatanan bahasa Indonesia.

Dia juga menilai bahasa medsos sangat rancu dan menimbulkan perpecahan karena tidak memiliki standar EYD yang baik dan benar.

Semestinya, kata dia, kalangan muda tersebut melestarikan bahasa Indonesia dengan berkomunikasi yang baik, santun dan sopan kepada siapapun.

Selain itu juga tidak menggunakan bahasa pergaulan melalui medsos tersebut.

Karena itu, pihaknya meminta sekolah-sekolah agar membiasakan di lingkungan sekolah maupun medsos mengunakan bahasa Indonesia sebagai basaha resmi.

Begitu juga orangtua dapat mengawasi putra-putrinya dalam berkomunikasi yang baik melalui medsos maupun percakapan.

"Jangan sampai terjadi penggunaan bahasa medsos menimbulkan kebencian,perpecahan, mengadudombakan, menjelek-jelekan serta menghina," katanya.

Ia mengajak masyarakat agar menggunakan bahasa resmi yakni bahasa Indonesia dengan benar sesuai EYD baik melalui medsos maupun keseharian dalam pergaulan juga di lingkungan kerja, sekolah dan lainnya.

Dia mengatakan bahasa Indonesia wajib dicintai dan dilestarikan sebagai bahasa pemersatu bangsa itu.

"Kita harus menghargai bahasa Indonesia yang membesarkan kejayaan bangsa juga memperkokoh persatuan dan kesatuan," ujar Kepala SMAN 1 Warunggunung Kabupaten Lebak.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016