Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Kalbar, Dwi Suslamanto mengatakan perlu kehatian-hatian dalam menyikapi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Pertumbuhan ekonomi Kalbar Triwulan-III 2016 melonjak drastis ke angka 5,71 persen atau melampaui pertumbuhan nasional yang hanya 5,02 persen di periode sama. Tetapi yang kita inginkan bukan hanya pertumbuhan yang tinggi semata melainkan juga kualitas pertumbuhan yang baik dan merata," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Dwi menjelaskan pertumbuhan yang tinggi di Kalbar Triwulan-III 2016 sudah pihaknya prediksikan karena pada saat ini smelter alumina di Ketapang mulai menggeliat.
"Pertumbuhan ekonomi yang ada tidak terlepas juga dari faktor pendorongnya didominasi oleh ekspor terutama alumina tersebut," kata dia.
Ia memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan baik harus dirasakan langsung oleh masyarakat. Sedangkan pada sektor alumina tersebut atau hanya terpusat di kawasan tertentu.
"Kita lihat juga masih kurang banyaknya penyerapan tenaga kerja lokal di smelter alumina tersebut. Sebagai informasi, banyak karyawan smelter alumina adalah orang asing. Kita tentu berharap banyak lapangan pekerjaan untuk orang lokal dan WNI dari investasi di sektor tersebut," terangnya.
Sementara di sektor lainnya Dwi menyebut sepanjang tahun ini, kinerja seperti sektor perkebunan Kalbar mengalami permasalahan, akibat belum membaiknya harga komoditas dunia.
"Pada Triwulan-IV 2016 secara umum pertumbuhan ekonomi Kalbar akan tetap berada di atas 5 persen. Kembali itu karena alumina sudah berjalan yang membuat ekspor membaik. Selain itu secara siklus biaya belanja pemerintah banyak dilakukan pada Triwulan-IV," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Pertumbuhan ekonomi Kalbar Triwulan-III 2016 melonjak drastis ke angka 5,71 persen atau melampaui pertumbuhan nasional yang hanya 5,02 persen di periode sama. Tetapi yang kita inginkan bukan hanya pertumbuhan yang tinggi semata melainkan juga kualitas pertumbuhan yang baik dan merata," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Dwi menjelaskan pertumbuhan yang tinggi di Kalbar Triwulan-III 2016 sudah pihaknya prediksikan karena pada saat ini smelter alumina di Ketapang mulai menggeliat.
"Pertumbuhan ekonomi yang ada tidak terlepas juga dari faktor pendorongnya didominasi oleh ekspor terutama alumina tersebut," kata dia.
Ia memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan baik harus dirasakan langsung oleh masyarakat. Sedangkan pada sektor alumina tersebut atau hanya terpusat di kawasan tertentu.
"Kita lihat juga masih kurang banyaknya penyerapan tenaga kerja lokal di smelter alumina tersebut. Sebagai informasi, banyak karyawan smelter alumina adalah orang asing. Kita tentu berharap banyak lapangan pekerjaan untuk orang lokal dan WNI dari investasi di sektor tersebut," terangnya.
Sementara di sektor lainnya Dwi menyebut sepanjang tahun ini, kinerja seperti sektor perkebunan Kalbar mengalami permasalahan, akibat belum membaiknya harga komoditas dunia.
"Pada Triwulan-IV 2016 secara umum pertumbuhan ekonomi Kalbar akan tetap berada di atas 5 persen. Kembali itu karena alumina sudah berjalan yang membuat ekspor membaik. Selain itu secara siklus biaya belanja pemerintah banyak dilakukan pada Triwulan-IV," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016