Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Kalbar, Dwi Suslamanto mengatakan berdasarkan data bank dunia, posisi inklusivitas Indonesia baru mencapai 19,58 persen.

"Inklusivitas keuangan kita masih terbilang rendah itu perlu ditingkatkan serta didukung oleh semua pihak," ujarnya di Pontianak, Kamis.

Ia membandingkan tingkat inklusivitas keuangan dengan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia saat ini sudah mencapai sekitar 66,17 persen, Thailand sebesar 72,67 persen dan Filipina sebesar 26,56 persen.

"Kembali, dengan kondisi yang ada ini tentu menjadi perhatian kita dan perlu didorong peningkatan inklusivitas keuangan di Indonesia," katanya.

Sementara kata Dwi jika dilihat dari lokasi (Kota- Desa) angka inklusivitas Indonesia dibanding negara ASEAN juga masih relatif rendah.

Ia merincikan inklusivitas di Indonesia untuk di kota 28,93 persen dan di desa 16,23 persen, di Malaysia di kota sudah 77,64 persen dan di desa 51,79 persen, di Thailand untuk di kota sudah 81,68 persen dan desa 70,05 persen.

"Bahkan dibanding Filipina kita juga masih rendah inklusi kota dan desa di mana di Filipina untuk kota sudah 37,12 persen dan desa 19,54 persen," terangnya.

Ia memaparkan bahwa keuangan iklusi merupakan satu di antara komponen penting bagi terciptanya inklusivitas bukan hanya untuk sektor ekonomi namun juga sosial.

"Cara untuk mewujudkan keuangan inklusi tersebut adalah dengan menyediakan akses terhadap layanan keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan peningkatan akses tersebut juga dapat mengurangi kerentanan dan sebagai alat juga untuk keluar dari kemiskinan," kata dia.


Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016